IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Puluhan ribu jamaah haji Indonesia gelombang pertama mulai meramaikan Madinah. Dapur katering yang dikontrak Kementerian Agama pun mulai sibuk memenuhi konsumsi jamaah haji.
Ada 13 perusahaan katering yang dikontrak di Madinah. Operasional Manager katering Al Alyassirah Al Arabia Co. For Catering di Madinah Doni Syarif mengaku tidak ada kendala pasokan bahan makanan dalam menyajikan cita rasa nusantara bagi jamaah haji.
Dia juga tak kesulitan memenuhi permintaan sayuran karena semua tersedia di Saudi. "Bumbu masak ada semua tapi dikeringkan, bukan dalam kondisi segar, misalnya kunyit dalam bentuk bubuk," katanya.
Namun, alumnus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung ini menyatakan ada dua bahan makanan yang tidak bisa diproduksi di Saudi, yaitu ikan teri dan terasi. Teri dan terasi harus didatangkan dari Indonesia.
"Mereka bisa memproduksi beragam bahan makanan yang ada di dunia, bahkan sawi hijau dan bayam. Tapi terasi dan ikan teri itu original Indonesia," katanya saat berbicang, Ahad (30/7).
Jamaah haji Indonesia di Madinah mendapat jatah tiga kali makan sehari. Makan siang terdiri atas nasi dan tiga lauk. Sedangkan makan malam hanya dua lauk. Sedangkan sarapan berupa roti croissant dan cup cake. Makan pagi tersebut didistribusikan bersamaan dengan makan malam.