Senin 31 Jul 2017 22:36 WIB

Asphurindo Tinjau Tenda Arafah dan Muasasa Adilla Madinah

Ketua Umum Asphurindo Syam Resfiadi meninjau tenda di Arafah (foto atas dan tengah) dan Muasasa Adillla Madinah (foto bawah).
Foto: Dok Asphurindo
Ketua Umum Asphurindo Syam Resfiadi meninjau tenda di Arafah (foto atas dan tengah) dan Muasasa Adillla Madinah (foto bawah).

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Ahad (30/7) siang anggota Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) Asosiasi Penyelenggara Haji Umroh dan in-Bound Indonesia  (Asphurindo) menggelar rapat di Caffee Hotel Movenpick, Makkah, lantai 11. “Kami berkoordinasi terkait  kondisi proses hajian tahun 2017 /1438 H,” kata Ketua Umum Asphurindo Syam Resfiadi melalui pesan instan kepada Republika.co.id, Senin (31/7) malam.

Syam yang mengirimkan pesan tersebut langsung dalam perjalanan dari Madinah ke  Makkah, Arab Saudi, mengungkapkan, ada tiga keputusan rapat tersebut. Pertama, tenda di Arafah sudah dalam bentuk baru dan dalam proses pengerjaan pemasangan sesuai jumlah jamaah dalam setiap nomor maktab.

“Karena ukuran tendanya besar-besar,  maka para anggota harus bekerja sama dalam menjalankan program ibadah ritual did alam tenda bila jamaahnya harus bergabung dengan jamaah lain di mana acara wukuf dan shalat bersama agar bergabung dalam kebersamaan didalam perbedaan,” kata Syam.

Kedua, dengan bertambahnya jumlah jamaah Haji Khusus menjadi 17.000 jamaah,  maka tentunya akan bertambah pula jamaah di setiap nomor maktab. Akibatnya,  bertambah jamaah tapi  tempat dan luasnya tetap. Apalagi kondisi tenda di Mina bisa akan lebih parah karena tidak ada  penambahan jumlah nomor maktab untuk jamaah haji khusus.  Juga karena haji VIP  dari negara tetangga sudah mulai diminati.

“Dengan  fasilitas tenda-tenda  untuk VIP  ini maka pertambahannya ada dua kali, yaitu bertambahnya jumlah haji khusus Indonesia dan dari negara-negara  tetangga,” ujar Syam.

Ketiga, proses ehajj ternyata ada proses yang baru di dalamnya, sedangkan tidak ada sosialisasi akan prosedur sebelumnya. “Kami datang baru tahu kalau ada perubahan tata caranya, sehingga kami perlu waktu lagi untuk belajar memahami proses ehajj untuk bisa mendapatkan visa haji kita,” tutur Syam.

Keempat, pihak Asphurindo sepakat bersama-sama ke Madinah sambil menunggu proses di Makkah yang masih rumit. “Karena masih perlu belajar dan belajar terus setiap tahun tanpa ada sosialisasi sebelum kami datang ke Arab Saudi untuk mengurusnya,” kata Syam.

Pada Senin (31/7) pagi, tepatnya  pukul 09.30 waktu Makkah, tim Asphurindo berangkat ke Madinah dengan mencarter bus Saptco VIP. “Sambil istirahat di perjalanan menikmati makan siang dengan  nasi mandi dengan  daging kambing yg nikmat  sekali olahannya. Setelah makan siang kami lanjutkan ke Muasasa Adilla di Madinah,” ujar Syam.

Ia mengungkapkan, sambutan para petugas  di Muasasa Adilla sangat luar biasa. “Mereka menyambut dengan sangat baik dan kami diajarkan cara-cara  memasukan proses kedatangan jamaah haji dalam sistem ehajj sampai kami semuanya paham,” tuturnya.

Hal itu sangat berkesan bagi tim Asphurindo. “MasyaAllah, sehingga kami tidak perlu berlama-lama  di kantor Muasasa Adilla. Bahkan kami masih sempat melakukan shalat  Ashar berjamaah di Masjid Nabawi dan mengucapkan salam.  Sampai tulisan ini disampaikan kami masih dalam perjalanan kembali menuju Makkah,” kata Syam Resfiadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement