Ahad 06 Aug 2017 03:57 WIB

Masjid Nabawi, Keindahan Arsitektur, dan Keberkahan Raudhah

Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi
Foto: ROL/Ani Nursalikah
Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, Berkunjung ke kota Madinah, tak mungkin melepaskan diri dari berziarah ke Masjid Nabawi. Bangunan Masjid Nabawi yang terletak di tengah-tengah kota Madinah itu bagaikan sebuah poros dari segala keindahan di kota itu. Di waktu malam, bangunan itu seperti memantulkan sinar bila dilihat dari kejauhan. Ini karena dari bangunan itu memancar ribuan lampu dengan daya ribuan watt.

Bagi setiap muslim, terutama jamaah haji, bukan hanya keindahan fisik yang mendorong keinginan untuk hadir di tempat itu. Namun ada daya tarik lain yang menyebabkan mereka 'harus' berziarah ke tempat suci kedua umat Islam itu. Di salah satu sudut bangunan masjid terbujur jasad orang yang paling dicintai makhluk di langit dan di bumi, Rasulullah Muhammad SAW. Di masjid ini Rasulullah bersama keluarga dan para sahabatnya biasa bersalat. Dari masjid ini pula, Islam akhirnya tersebar ke seluruh pelosok bumi dan berkembang hingga kini.

Kendati demikian setiap muslim yang pernah datang ke Madinah, pasti akan mengakui keindahan fisik masjid terbesar kedua setelah Masjidil Haram ini. Selain karena masjid seluas 305 ribu meter persegi (termasuk halamannya) ini mampu menampung lebih sejuta jamaah salat, ternyata pengembangan bangunannya berlangsung terus-menerus sejak 14 abad silam. Dan baru diakhiri tahun silam lewat megaproyek yang dirintis oleh Raja Fahd pada 1985.

Sebelum memasuki masjid, Anda mesti melewati halaman cukup luas yang mengitari bangunan. Luasnya 206 ribu meter persegi dan terbuat dari batu granit serta marmer. Sejumlah pilar penyangga lampu berbentuk bola putih tegak menambah cantiknya halaman yang terasa hangat di waktu malam karena menyimpan sisa panas siang harinya.

Di bagian selatan, timur dan barat halaman berdiri dauratul miyah (tempat peturasan dan wudhu) sebanyak 36 buah. Seluruhnya ada 2.500 unit toilet dan 6.800 unit tempat wudhu. Kesemuanya terletak di lantai bawah tanah. Untuk mencapai tempat-tempat itu disediakan tangga berjalan (eskalator) dan tangga biasa. Karena lumayan dalam (sekitar dua lantai) banyak petugas menyarankan untuk menggunakan eskalator, terutama bagi mereka yang berusia lanjut.

Secara keseluruhan, bangunan Masjid Nabawi kini terdiri atas dua lantai. Lantai dasar yang luasnya 98 ribu meter persegi mampu memuat 167 ribu jamaah salat. Lantai atas luasnya mencapai 67 ribu meter persegi dengan kapasitas 90 ribu jamaah. Untuk mencapai lantai atas ini disediakan dua susun eskalator. Lantai dua ini hanya ada di atas bangunan baru yang dibikin oleh Raja Fahd, tidak di atas bangunan lama.

Lantai atas terbagi atas sejumlah ruangan dan tak seluruhnya beratap. Pada bagian-bagian tertentu tak berdinding, namun hanya beratap. Uniknya, pada bagian lain juga tak ada dinding dan atap. Di lantai bawah pun tak seluruhnya beratap. Ada 27 buah ruang -- masing-masing berukuran 18x18 meter -- yang dibikin terbuka. Ini penting buat memperlancar sirkulasi udara di dalam bangunan yang begitu luas. Tapi, sebenarnya, ruang-ruang itu tak terbuka sama sekali karena di atasnya terdapat atap dalam bentuk kubah yang dapat digerakkan secara elektronik.

Biasanya, ketika jamaah penuh sesak di dalam masjid (waktu salat Jumat, misalnya) kubah-kubah itu dibuka, dan begitu salat Jumat usai, kubah-kubah tersebut digerakkan untuk menutup. Menyaksikan bagaimana kubah-kubah itu bergerak membuka-menutup, kita bisa dibikin takjub -- bagai awan berat yang berarak pelan menutup birunya langit.

 

sumber : Disarikan dari Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement