Sabtu 12 Aug 2017 21:26 WIB

Bisyr dan Ajakan Berhaji

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Haji
Foto: AP/Hassan Ammar
Haji

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Suatu saat, Abu Nashr Bisyr bin al-Harits al-Hafi mendapat tamu dari Suriah. Mereka bermaksud mengajaknya menunaikan ibadah haji ke Makkah. Namun, ajakan itu tidak serta merta dipenuhinya. Kepada tamunya itu Bisyr mengajukan syarat.

Pertama, mereka tidak dibolehkan membawa bekal apa pun. Kedua, mereka tidak boleh meminta belas kasihan orang lain dalam perjalanan. Ketiga, jika ada orang yang melihat karena iba dan kasihan kepada mereka, mereka tidak diizinkan menerima pemberian itu.

“Pergi tanpa perbekalan dan tidak boleh meminta-minta dapat kami terima, tapi apabila orang lain memberikan sesuatu mengapa tidak boleh menerimanya?” tanya salah seorang dalam rombongan itu.

Mendengar kekhawatiran tersebut, Bisyr pun menjawab, “Sebenarnya diri kalian tidak memasrahkan diri kepada Allah, tapi kepada perbekalan yang kalian bawa.”

Para sahabat dan koleganya mengakui keilmuan dan kedudukannya sebagai seorang alim dan wali. Meski dikenal sebagai sufi, ia tetap mempertahankan tradisi dan syariat dengan memperdalam hadis. Tak heran bila Ahmad bin Hanbal, pencetus Mazhab Hanbali, mengagumi tokoh yang wafat pada 227 H itu.

Ia meninggalkan segala kesenangan di dunia, lalu belajar hadis di Baghdad. Ia meninggal pada 227 H. Karena kesalehannya, Imam Ahmad bin Hambal, pendiri mazhab Hambali, pun ikut menghormati dan mengaguminya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement