REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Batam mengkhawatirkan kabut asap kebakaran hutan di Riau mengganggu penerbangan jamaah haji, khususnya yang membawa calon haji dari Bandara Pekanbaru ke Bandara Batam. Perwakilan Lion Air, Fikriyansyah dalam rapat evaluasi PPIH Embarkasi Hang Batam, menyampaikan kekhawatirannya, penerbangan domestik Kloter 17 dan 18 asal Provinsi Riau bisa terganggu, karena saat ini di provinsi itu terdapat titik api yang bisa menyebabkan kabut asap tebal.
"Semoga kita bisa menghindari ini, walaupun yang kita khawatirkan justru saat pemulangan nanti," kata dia, sebagaimana siaran pers di terima di Batam, Senin (14/8).
Masih dalam rapat evaluasi, General Manager Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso yang mengatakan pihaknya akan segera memperbaiki mesin pemindai di Asrama Haji Batam. "Walaupun ternyata lima Kloter yang melakukan pemindaian orang dan tas tenteng di Bandara Hang Nadim Batam ternyata lebih cepat. Kami menggunakan 4 mesin pemindai dan hasilnya hanya dibutuhkan waktu di bawah 30 menit untuk satu Kloter," kata dia.
Ketua PPIH Embarkasi Batam Marwin Jamal mengingatkan, panitia untuk disiplin mengenakan tanda pengenal selama di asrama, dan tidak menyalahgunakan dengan meminjamkannya kepada orang lain untuk masuk ke asrama. "Ini akan berbahaya buat jamaah, karena ada pihak lain yang tidak berhak bisa masuk asrama dengan leluasa, dan ini akan menyulitkan petugas keamanan dalam mendeteksi setiap orang yang masuk asrama," ujarnya.
Sampai Senin siang, Embarkasi Hang Nadim Batam sudah memberangkatkan 6.713 jamaah calon haji dari Provinsi Kepulauan Riau, Riau dan Kalimantan Barat, yang terbagi dalam 15 kelompok terbang. Menurut jadwal, Embarkasi Hang Nadim Batam akan memberangkatkan 11.940 jamaah calon haji dalam 27 kloter pada musim haji tahun ini.