IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Layanan katering jamaah haji Indonesia di Arafah dipastikan siap 100 persen. "Alat masak dan bahan pangan sudah masuk kemarin," ujar Kepala Seksi Katering Daerah Kerja Makkah yang bertanggung jawab atas operasional di Arafah Evy Nuryana kepada wartawan Republika.co.id, Ani Nursalikah, Selasa (29/8).
Muassasah dan mutahidin (kumpulan 18 perusahaan katering yang dikontrak pemerintah Indonesia) akan melayani 70 maktab jamaah haji Indonesia di Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Sedangkan, mutahidin akan melayani 26 maktab.
Selama berada di Arafah, jamaah mendapat jatah 15 kali makan dan satu kali kudapan. Begitu jamaah tiba di Arafah pada 8 Dzulhijjah, jamaah akan menerima welcome drink empat botol air mineral ukuran 330 ml atau tiga botol air mineral ukuran 600 ml. Kemudian akan menerima makan malam.
Jadwal penerimaan konsumsi saat pagi adalah pukul 06.00-08.00 WAS. Makan siang pada pukul 11.00-13.00 WAS, dan makan malam pada 17.00- 19.00 WAS.
Besoknya, pada 9 Dzulhijjah (31 Agustus), jamaah menerima makan pagi, makan siang dan makan malam berupa nasi, lauk dan sayur dalam kemasan kotak. Khusus makan siang, jamaah menerima satu jus kemasan.
Jamaah juga mendapatkan paket kelengkapan konsumsi berisi gula, kopi, teh, krimer, saus, kecap dan gelas. Air panas tersedia di Arafah dan Mina.
Pembagian makan malam pada 9 Dzulhijah maksimal pukul 17.00 karena jamaah akan didorong ke Muzdalifah. Sebelum bergerak, jamaah akan dibagikan satu paket kudapan berupa roti manis, kurma, mie instan seduh, air mineral, dan buah atau biskuit yang dikemas dalam tas kain.
Paket ini sebagai bekal selama jamaah berada di Muzdalifah. Makanan didistribusikan dengan menggunakan kereta dorong dari tenda ke tenda.
Evy mengungkapkan, dapur di Arafah menggunakan kayu bakar sehingga cuaca menjadi kendala tersendiri. Karena sifatnya dapur darurat yang berada di tenda dan terbuka, jika hujan atau angin menjadikan api tidak stabil dan bisa mengganggu pengolahan makanan.
"Keterlambatan distribusi insya Allah tidak karena jaraknya dekat. Jamaah terima makanan dalam kondisi hangat," ujarnya.
Kendala lain adalah pasokan air yang terhenti. Namun, untuk menyiasatinya, muassasah sudah menyediakan tangki penyimpanan air.
Khusus dari mutahidin, kokinya adalah orang Indonesia. Sedangkan perusahaan katering dari muasasah terkadang ada koki dari Indonesia, Taiwan, India dan Myanmar.
Untuk mengantisipasi makanan yang basi atau kekurangan bahan makanan, akan ada pengecekan makanan sebelum masuk Arafah. Sedangkan daging disimpan di mesin pembeku atau mobil yang memiliki alat pembeku.
Untuk memastikan distribusi makanan berjalan lancar, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah merekrut 142 tenaga pengawas katering. Mereka adalah mukimin (orang yang lama tingga di Saudi) dan mahasiswa.
Kepala Seksi Katering Daker Madinah atau bertanggung jawab pada operasional di Mina Iin Kurniawati mengatakan penyediaan konsumsi di Mina diberikan mulai 10-13 Dzhulhijah siang. Di Mina, muassasah akan melayani 42 maktab. Dia mengimbau sebelum menuju Arafah, ketua kloter menyosialisasikan agar jamaah menyiapkan bekal, seperti roti dan buah-buahan.