Sabtu 02 Sep 2017 16:46 WIB

Jamaah Tandai Ritual Haji Akhir dengan 'Merejam Setan'

jamaah melempar jumrah di Jamarat (Ilustrasi)
Foto: FAZRY ISMAIL/EPA
jamaah melempar jumrah di Jamarat (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, Dengan suhu udara panas yang mencekik, seorang petugas keamanan Saudi menyemprotkan air kepada jamaah haji saat mereka maju melalui Mina untuk ritual terakhir haji, "merajam setan" (lontar jumrah). Arab Saudi melaporkan tidak ada gangguan kesehatan atau keselamatan utama di Jembatan Jamrat, saat jamaah menempuh perjalanan terakhir pada ziarah lima hari ini.

Bagi banyak orang, ibadah haji, yang dilakukan oleh semua Muslim, setidaknya sekali dalam seumur hidup, jika secara fisik dan finansial, telah menjadi impian seumur hidupnya.

Amin Hashkir, pria berusia 26 tahun dari Casablanca di Maroko, melakukan perjalanan ke Arab Saudi barat, tempat tinggal tersuci dalam Islam, bersama dengan saudara perempuan dan ibunya, yang tidak dapat secara fisik melakukan lonta jumrah sendiri.

"Ayah saya meninggal pada 2011, dan kami telah berusaha untuk membuatnya di sini sejak melakukan haji untuknya," Hashkir menjelaskan di sebuah trotoar di Mina, dekat Makkah. "Itulah yang dia rasakan hilang dari hidupnya."

Ibu Hashkir juga mengandalkan anaknya untuk memenuhi mimpinya tentang haji. "Ibuku sakit, jadi aku menawarkan untuk melempar batu-batu itu untuknya."

Arab Saudi mengatakan telah mengerahkan lebih dari 100 ribu petugas keamanan untuk menjaga agar jamaah tetap aman tahun ini. Kantor berita SPA yang dikelola negara melaporkan, lebih dari 2,35 juta orang berpartisipasi dalam haji tahun ini, termasuk 1,75 juta dari luar kerajaan. Pihak berwenang mengatakan, pada Jumat bahwa tidak ada gangguan kesehatan atau keselamatan di Mina tahun ini.

Kolonel Sami Al-Shweirekh, kepala penjangkauan Keamanan Umum Arab Saudi, memuji "keberhasilan" langkah-langkah keamanan yang diintensifkan pada sebuah konferensi pers.

Beberapa jam sebelumnya, kerumunan besar dihiasi dengan payung warna-warni untuk melindungi peziarah dari matahari ikut serta dalam ritus 'rajam setan' di bawah pengawasan ketat, dengan rekaman polisi yang membimbing aliran peziarah, kamera di mana-mana dan helikopter melayang di atas kepala.

"Ini berbeda setiap tahun," kata Najat Malik (45) seorang pegawai Bulan Sabit Merah Sudan yang melakukan perjalanan dari Khartoum untuk ibadah haji.

"Beberapa tahun, ada sedikit peziarah karena ketakutan dan peringatan penyakit. Tapi tahun ini, saya merasa ada lebih banyak orang di sini. "

Secara tradisional, tujuh kerikil dilemparkan ke sebuah pos yang mewakili setan, meniru tindakan Nabi Ibrahim. Namun, sejak 2004, telah diganti oleh dinding untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah peziarah.

Menjelang siang hari Jumat, suhu mencapai 41 derajat Celcius (106 Fahrenheit). Dampaknya, banyak jamaah haji mengalami dehidrasi akibat suhu panas dan melelahkan kondisi tubuh jamaah. "Dua peziarah pingsan tepat di hadapanku pagi ini," kata Almas Khattak, relawan Pakistan di Mina.

Di jembatan itu, seorang wanita tua telah roboh dan ditandu saat kerabatnya mencoba menyadarkannya kembali dengan memercikkan ari ke wajahnya sebelum meminta bantuan.

Bayangan targedi besar pada 2015 saat ritual tersebut. Iran, yang dengan 464 orang tewas melaporkan jumlah korban terbesar dalam bencana tersebut, tidak mengirim jamaah haji pada tahun lalu ke Arab Saudi, karena pihak berwenang di kedua negara tersebut gagal menyepakati logistik.

Otoritas Iran mengatakan, bahwa lebih dari 86 ribu jamaah haji Iran mengambil bagian tahun ini. Namun, masing-masing jamaah haji telah dilengkapi dengan gelang identitas, jika terjadi kecelakaan.

Lontar jumrah ini berlangsung sampai hari Ahad menandai hari pertama pesta Idul Adha, atau hari raya pengorbanan, yang memperingati kesediaan Ibrahim untuk mengorbankan anaknya. Hari raya kurban ini pun ditandai dengan pengorbanan domba oleh komunitas Muslim di seluruh dunia.

sumber : arabnews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement