IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Menteri Sosial yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa yang berada di Tanah Suci melaksanakan ibadah haji, mendoakan Indonesia agar senantiasa aman, tenteram, dan damai. Khofifah juga mendoakan agar Tanah Air dijauhkan dari berbagai ancaman radikalisme dan terorisme yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa akhir-akhir ini.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/9), Khofifah juga menyempatkan diri bersilaturahim ke pesantren milik ulama besar Mekkah Sayyid Alawi bin Sayyid Abbas Al Alawi Al Maliki Al Hasani. Ulama terkemuka di Mekkah tersebut dinilai memiliki pemikiran yang sangat moderat dengan jumlah santri yang banyak di Indonesia.
Ia juga meminta Sayyid Alawi untuk mendoakan bangsa Indonesia agar tetap aman dan damai. Khofifah dihadiahi potongan kiswah Kakbah oleh Sayyid Alawi yang merupakan peninggalan ayahanda Sayyid Abbas. Sedangkan anak bungsunya, Ali Mannagali Indar Parawansa diberikan surban (imamah) yang langsung dikenakan di kepala.
Setelah itu, Khofifah diajak bersantap malam di atas loyang besar dengan sajian makanan khas Timur Tengah. Khofifah datang ditemani Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur.
Dalam kunjungan tersebut, Khofifah terlibat pembicaraan akrab tentang perkembangan Islam di Indonesia. Sayyid Alawi menanyakan kondisi kekinian Nahdlatul Ulama dan juga Muslimat NU.
Secara khusus Sayyid berpesan agar NU jangan sampai tersusupi wahabi dan syi'ah. Dia juga menyoroti perihal paham radikal internasional dan terorisme yang sudah masuk ke Indonesia.
Menurutnya, ancaman tersebut harus ditangkal dengan kekuatan pesantren moderat seperti selama ini dikembangkan oleh NU. "Beliau juga meminta bangsa Indonesia untuk mewaspadai kekuatan sosialis kapitalis yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," kata Khofifah.
Khofifah dan Sayyid Alawi juga memperbincangkan aksi kekerasan terhadap kaum muslim yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Menurutnya, aksi tersebut tidak bisa terus dibiarkan, dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) harus mengambil tindakan tegas terhadap Pemerintahan Myanmar.
"Sayyid Alawi ditemani sang kakak Sayyid Hisyam serta merta langsung memanggil beberapa santri dan meminta mereka bersama-sama membaca salawat nabi diikuti membaca burdah lalu ditutup doa," ujar Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, kunjungannya ke kediaman Sayyid Alawi merupakan kunjungan balasan. Khofifah mengaku cukup kenal baik dengan ayahanda Sayyid Alwi, yaitu Sayyid Abbas Al Alawi Al Maliki Al Hasani.