Jumat 08 Sep 2017 20:16 WIB

Sebab Sakit, Puluhan Jamaah Haji Indonesia Tertunda Pulang

Jamaah haji Indonesia dirawat di KKHI Makkah
Foto: Republika/Nashih Nashrullah
Jamaah haji Indonesia dirawat di KKHI Makkah

IHRAM.CO.ID, MAKKAH— Tak kurang dari 90 jamaah haji Indonesia tertunda pulang ke Tanah Air. Ini karena mereka harus menjalani perawatan intensif di sejumlah Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).  

Koordinator Tanazul Klinik Kesehatan Haji Indonesia KKHI Makkah, dr Vickry Wahidji, menjelaskan mereka tergabung dari berbagai kelompok terbang yang telah kembali ke Tanah Air sejak 6 September lalu.

”Mereka sudah pasti (ikut) tanazul akhir karena kloternya sudah pulang Indonesia,” kata dia ditemui di KKHI kawasan Aziziyah, Makkah, Jumat (8/9) seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id, Nashih Nashrullah, dari Makkah, Arab Saudi. 

Vickry mengatakan, rata-rata penyakit yang diderita pasien di RSAS antara lain adalah jantung, gagal jantung, persoalan paru-paru, dan diabetes militus dengan komplikasi. 

Jamaah haji yang dinyatakan tanazul akhir juga ada yang menderita keganasan hati. Mereka terpaksa tertunda kepulangannya karena dikhawatirkan kesehatan terganggu selama perjalanan di pesawat. 

Kasubsi KKHI Daker Makkah, dr Yanuar Fajar menjelaskan, pihaknya akan tetap melakukan pengawasan terhadap jamaah haji sakit yang terdaftar dalam tanazul akhir. KKHI beroperasi hingga 20 September mendatang. Jika memungkinkan jamaah akan dievakuasi ke Madinah, namun jika tidak akan ditanazulkan awal.  

Dia mengatakan jamaah haji sakit yang akan dimasukkan dalam daftar tanazul awal adalah dengan catatan bila tidak ada infeksi, tidak menularkan penyakit ke penumpang lain, tidak membayakan yang bersangkutan dan memungkinkan diangkut pesawat.

Menurut Yanuar, pertimbangan utama tanazul awal adalah murni kesehatan. Penentuan tanazul tidaknya sudah melalui proses dan seleksi yang ketat oleh tim penanggungjawab pertama (TPP), dokter spesialis, dan dokter pendamping.”Semua di sini ditentukan tim bukan satu orang,” kata dia.       

Vickry menambahkan hingga Kamis (7/8) pihaknya telah mengajukan 119 jamaah sakit tanazul awal dan yang sudah mendapatkan surat mutasi tanazul sebanyak 35 orang. Sebanyak sembilan orang telah dipulangkan ke tanah air melalui mekanisme tanazul awal dan sebagian besar mereka adalah pasien psikatri.  

Menurut dia, pengajuan tanazul awal ini didasari pertimbangan bahwa jika yang bersangkutan tetap dipertahankan di Makkah berpotensi memperparah kondisi kesehatannya atau bahkan bisa memunculkan penyakit baru. Selain itu juga perawatan medis di RSAS banyak menemui kendala seperti persoalan bahasa dan banyaknya pasien yang dirawat di RSAS. “Ada baiknya pasien pulang agar dapat pelayanan lebih baik, di sini (KKH) terus terang terbatas,” kata dia.

Vickry mengakui pula keterbatasan seat pesawat yang mampu menampung jamaah sakit terutama jamaah yang terbaring sakit. Tahun ini, hanya Saudi Arabia Airlines yang bisa menampung mereka. Sedangkan Garuda Inonesia Airlines tidak memfasilitasi mereka.”Sedangkan pasien duduk tidak jadi masalah,” kata dia.     

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement