Senin 11 Sep 2017 19:43 WIB

Jamaah Haji ke Madinah Diminta Perhatikan Hal Ini

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Endro Yuwanto
Kesibukan petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2017 di kantor Daker Madinah, Rabu pagi (16/8).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Kesibukan petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2017 di kantor Daker Madinah, Rabu pagi (16/8).

IHRAM.CO.ID,  MADINAH -- Satu hari jelang kedatangan jamaah haji gelombang dua dari Makkah ke Madinah, suhu udara selama satu pekan ke depan diperkirakan berkisar antara 38-44 derajat Celsius dengan kelembaban di bawah 10 persen.

Berdasarkan situs cuaca Accuweather, suhu udara Senin siang (11/9) adalah 44 derajat Celsius. Suhu tersebut merupakan suhu udara tertinggi hari ini.

Karena beriklim gurun, Kota Madinah Al Munawwarah memiliki kelembaban udara yang sangat kering. Jika dibandingkan dengan di Makkah, suhu udara di Madinah cenderung lebih tinggi.

Untuk menghindari serangan panas (heatstroke), Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan telah mengimbau agar jamaah selalu minum air tanpa menunggu haus. Jamaah juga harus mengenakan alat pelindung tubuh, seperti payung atau topi. Disarankan juga mengenakan kacamata hitam dan botol semprotan.

Agar nyaman beribadah selama di Madinah, Kepala Daerah Kerja Madinah Amin Handoyo mengatakan, jamaah sebaiknya selalu membawa botol air minum. Jika habis, maka sebaiknya disi dengan air zamzam yang banyak tersedia di sekitar Masjid Nabawi.

"Selalu pergi bersama rombongan dan ingat-ingat masuk dan keluar dari masjid di pintu bernomor sama," kata Amin di Kantor Daker, Senin (11/9).

Amin menambahkan, agar jamaah selalu membawa kantung plastik untuk tempat sandal ketika masuk masjid. Hal ini untuk menghindari lupa meletakkan sandal. Jika jamaah lupa dan memaksakan diri berjalan tanpa sandal, kaki mereka berisiko melepuh. Apalagi jamaah yang memiliki diabetes karena biasanya tidak merasakan luka.

Jamaah haji akan berada di Madinah selama delapan sampai sembilan hari untuk melaksanakan Shalat Arbain (shalat 40 waktu berturut-turut). Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat berada di Madinah mengatakan, jamaah lanjut usia dan berisiko tinggi sebaiknya tidak memaksakan diri melakukan Arbain.

"Harus disadari jamaah haji, prinsip dasar dalam ajaran agama tidak boleh memaksaakan diri. Bahkan untuk menunaikan hal yang wajib tidak boleh mengorbankan keselamatan jiwa, apalagi kalau pekerjaan itu sunah," kata Lukman.

Jamaah yang baru datang juga sebaiknya tidak terburu-buru melaksanakan Arbain. Sebaiknya mengenali lingkungan sekitar pemondokan agar tidak tersasar.

Sebanyak 256 kloter akan datang ke Madinah. Sebanyak 16 kloter dijadwalkan akan tiba di Madinah pada Selasa (12/) besok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement