Selasa 12 Sep 2017 16:14 WIB

Dua Jamaah Haji Padang Terduga MERS, Satu Meninggal Dunia

Rep: Sapto Andika/ Red: Endro Yuwanto
Jamaah haji mengenakan masker di Tanah Suci untuk mengantisipasi virus MERS.
Foto: AP Photo/Hasan Jamali/ca
Jamaah haji mengenakan masker di Tanah Suci untuk mengantisipasi virus MERS.

IHRAM.CO.ID, PADANG -- Dua orang jamaah haji debarkasi Padang yang dirujuk ke RSUP M Djamil diduga membawa MERS (Middle East Respiratory Syndrome), penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus korona. Bahkan, salah satunya meninggal dunia pada Ahad (10/9) lalu.

Sedangkan, satu pasien lagi, "memaksa" untuk menjalani rawat jalan di rumahnya. Pihak keluarga telah menyepakati perjanjian dengan tim dokter untuk tetap mengisolasi pasien di rumahnya.

Meski begitu, tim dokter RSUP M Djamil belum bisa memastikan apakah penyakit yang diderita kedua pasien tersebut benar-benar MERS atau penyakit pernafasan biasa. Rusilawati, dokter spesialis paru yang menganani kedua pasien menyebutkan, pihaknya baru menerima hasil pemeriksaan laboratorium sepekan mendatang. Bila hasil pemeriksaan keluar, lanjutnya, baru bisa ditentukan apa tindakan lanjutan termasuk tentang penanganan pasien yang telah pulang.

"Kami masih menunggu hasil lab. Untuk pasien yang memaksa pulang, sebetulnya menunjukkan perbaikan. Demam sudah hilang dan batuk mereda," ujar Rusilawati, Selasa (12/9).

Rusilawati menambahkan, apabila hasil pemeriksaan menunjukkan pasien positif MERS, maka akan diajukan rekomendasi untuk memeriksa seluruh jamaah haji yang berada dalam satu pesawat atau rombongan dengan pasien. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus korona yang menyebabkan MERS.

"Namun sekali lagi ini bergantung pada hasil lab. Untuk yang jamaah meninggal, penyebabnya adalah sepsis dan gagal napas, itu bisa disebabkan oleh MERS Cov atau penyakit paru yang lain," kata Rusilawati.

Sebelumnya, jamaah haji yang meninggal berinisial R (62 tahun) asal Bengkulu yang tergabung dalam kloter 3 debarkasi Padang. Pasien meninggal dunia pada Ahad (10/9) malam setelah mendapat perawatan medis dari tim dokter.

Sedangkan, pasien lainnya adalah jamaah haji berinisial A (79) asal Kabupaten Agam, Sumatra Barat yang tergabung di kloter 2. Putri pasien, Wilda, menyebutkan bahwa ayahnya dirawat di rumah sakit lantaran mengalami demam dan pileh sejak kepulangan dari Tanah Suci. “Sempat pulang ke rumah, tapi karena khawatir ada gejala MERS, pihak rumah sakit daerah merujuk ke RS M Djamil,” katanya.

Plt Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sumbar Syamsuir menyatakan, atu jamaah kloter 4 yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau semalam juga dirujuk ke RSUP M Djamil. Ia menyebutkan, sampai saat ini yang pasien masih dirawat di RSUP M Djamil dan akan dipulangkan ke Bengkulu sampai keadaannya pulih dan sudah diizinkan tim medis.

"Setiba mereka di Asrama Haji langsung kami lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi apakah ada virus yang dibawa jamaah dari Tanah Suci. Dan untuk jamaah Bengkulu sebagai Debarkasi Haji Antara, pemeriksaan langsung kami lakukan di bandara," kata Syamsuir.

Perwakilan Tim Kesehatan Debarkasi Haji Padang, Dr Dresnita membenarkan ada satu jamaah Kloter 4 yang dirujuk ke Rumah Sakit M Djamil Padang. Jamaah yang dirujuk atas nama Tugiman Wonesoka (70). Tugiman didiagnosis mengalami pneumonia atau infeksi saluran pernafasan. "Penyakit ini sebagian besar diderita lansia, di mana pasien mengalami sesak nafas," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement