Kamis 21 Sep 2017 18:49 WIB

Kenakan Mukena Tiga Lapis, Cara Jamaah Atasi Kelebihan Beban

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Indira Rezkisari
Jamaah haji embarkasi SOC 48 asal Tegal, Saronah Sakib Wajad (59 tahun) dengan dibantu petugas haji membuang kemasan mainan hasil buruannya di Makkah, di Paviliun Haji Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Kamis (21/9).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jamaah haji embarkasi SOC 48 asal Tegal, Saronah Sakib Wajad (59 tahun) dengan dibantu petugas haji membuang kemasan mainan hasil buruannya di Makkah, di Paviliun Haji Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Kamis (21/9).

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Saronah Sakib Wajad (59 tahun) tampak bingung. Raut kepanikan sedikit tergambar di wajahnya.

Sebabnya, barang bawaannya yang terlalu banyak. Dia membawa sebuah tas kresek besar.

Isi tas kresek Saronah terpaksa dibongkar karena melebihi berat dan ukuran yang ditentukan. Ia membawa banyak mainan unta dan boneka.

"Ini buat cucu," kata jamaah embarkasi SOC 48 tersebut saat ditemui di Paviliun Haji Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz saat menunggu keberangkatan ke Tanah Air, Kamis (21/9), pukul 10.00 waktu setempat.

Jamaah asal Dukuhtubi, Tegal, tersebut membeli delapan mainan unta dan beberapa boneka. Seorang petugas membantu mengemas ulang mainan itu. Kardus pembungkus mainan dibuang. Baterai di dalam mainan juga dibuang.  

Bukan hanya tas kresek yang dibongkar. Tas ransel miliknya juga dibongkar karena tampak sangat berat.

Saat dibuka, isinya beberapa buah apel dan jeruk. Dia juga membawa dua botol minum ukuran dua liter berisi air zamzam. Jelas saja, kedua botol itu tak lolos sweeping petugas. Namun, Saronah tak rela air zamzamnya ditinggal. Satu botol tetap ia masukkan ke tas.

"Ibu kenapa bawa banyak buah-buahan?" kata seorang petugas bandara.

Dia mengaku membawa buah-buahan tersebut sebagai bekal di pesawat. Hal serupa juga dialami Widjah Daklan (59).

Widjah membawa banyak tas. Petugas pun mencoba berbagai cara agar barang bawaannya bisa masuk ke tas jinjing.

Untuk mengakali, petugas memintanya mengenakan mukena hingga tiga lapis. Tidak ketinggalan, satu sajadah dikeluarkan dan dikalungkan di lehernya. Widjah pun menurut saja.

Puluhan jamaah lain juga membongkar barang bawaannya dan berusaha sekuat tenaga memasukkan ke dalam tas jinjing. Barang yang tak muat, terpaksa ditinggal. Macam-macam isinya, seperti saus sambal botol, cangkir, buah-buahan, pakaian, gunting, pisau dan air zamzam.

Kepala Daerah Kerja Bandara Arsyad Hidayat mengatakan sebenarnya aturan membawa tas sudah disosialisasikan kepada jamaah sejak periode awal kepulangan jamaah. "Kami pastikan betul barang bawaan yang dilarang pasti tersweeping dan dikeluarkan," ujar Arsyad.

Ia justru khawatir barang jamaah ikut hilang saat diperiksa. Dia mengatakan sudah ada laporan barang jamaah yang hilang seah diperiksa petugas. Menurut Arsyad, sosialisasi mengenai ketentuan barang bawaan terus disampaikan kepada jamaah.

Berat maksimal tas jinjing adalah tujuh kilogram. Sedangkan koper besar maksimal beratnya 32 kilogram. Perusahaan penerbangan hanya akan mengangkut tas tentengan dan koper yang diberikan oleh mereka.

Selama penerbangan, jamaah dilarang membawa cairan melebihi 100 ml dalam tas tentengan, kecuali obat-obatan, membawa benda yang mengandung aerosol, gas, magnet, senjata tajam, mainan yang menggunakan baterai agar baterainya dikeluarkan, memasukkan air zamzam dalam koper (bagasi), dan membawa parfum melebihi 10 buah, masing-masing 100 ml.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement