Selasa 10 Oct 2017 14:35 WIB

Terkait Istithaah Kesehatan, Ini Kata Sesditjen PHU

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Salah satu jamaah haji risiko tinggi yang dirawat di klinik kesehatan (Ilustrasi)
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Salah satu jamaah haji risiko tinggi yang dirawat di klinik kesehatan (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) berpandangan istithaah kesehatan harus benar-benar diperhatikan untuk meminimalisasi jumlah jamaah haji yang meninggal dunia. Pasalnya, saat ini, ada yang berpandangan banyaknya jamaah yang meninggal karena istithaah kesehatan kurang diperhatikan, ada juga yang berpandangan tidak demikian.

"Pandang sebagian orang iya, sebagian lagi tidak, tapi pada intinya soal kematian tidak bisa kita prediksi. Ada juga (jamaah) yang meninggal yang masih kuat dan tidak sakit," kata  Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Muhajirin Yanis kepada Republika.co.id, Selasa (10/10).

Muhajirin mengatakan, kalau istithaah kesehatan harus menjadi perhatian, memang perlu menjadi bahan evaluasi dan harus ditingkatkan. Namun, meninggal (wafat) adalah sesuatu yang tidak bisa diperkirakan karena hal tersebut rahasia Allah SWT.

Meski demikian, penyelenggara akan terus melakukan evaluasi, orang kesehatan sangat memahami penyebab banyaknya jamaah haji yang meninggal. Apakah karena sakit, usia lanjut (lansia) dan istithaah. "Persoalannya yang meninggal ada juga yang kuat-kuat tiba-tiba meninggal. Lalu apakah itu dikaitkan dengan istithaah? Jadi tidak semata-mata persoalan istithaah," ujarnya.

Dia mengungkapkan, kalau yang meninggal lebih banyak lansia, memang iya. Tapi, tetap harus dilihat dari berbagai aspek setelah mendapatkan pemaparan hasil evaluasi dari tim kesehatan. Kemudian akan mengkaji lebih lanjut untuk memberikan kesimpulan.

Mengenai jamaah haji lansia serta risiko tinggi harus diperketat, Muhajirin menilai, hal ini akan tetap diperhatikan. Meski demikian, harus dibedakan antara lansia dan risiko tinggi. Lansia sudah pasti tua, sementara risiko tinggi tidak mengenal usia. Risiko tinggi berkenaan dengan penyakit, jika tidak dijaga sakitnya akan timbul. Sementara, lansia tidak berarti tidak kuat.

Ada jamaah berusia 80 tahun, di kampungnya masih kuat membawa sepeda motor. "Apakah ini faktor istithaah tidak diperhatikan atau faktor-faktor lain. Jadi bicara tentang istithaah, tentang kesehatan ini perlu ada pemahaman lebih lanjut," ucapnya.

Muhajirin juga menyampaikan, istithaah kesehatan tidak serta merta pada saat jamaah mau berangkat baru diurus. Tetapi harus diedukasi dari jauh-jauh hari. Sebab, jamaah yang meninggal tidak hanya yang sakit dan yang tua. Ada juga yang masih kuat tiba-tiba meninggal. "Tidak menjamin istithaah kita penuhi, terus tidak ada yang meninggal," ujarnya.

Dia menambahkan, memang istithaah kesehatan penting. Bahkan memenuhi istithaah dari berbagai aspek juga sangat penting dan menjadi tugas bersama. Tetapi, kalau mengeneralisir penyebab orang meninggal karena istithaah kesehatan tidak diperhatikan, menurutnya, kurang tepat. Namun, kalau ada hal yang berkenaan dengan istithaah kesehatan, iya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement