Jumat 20 Oct 2017 20:12 WIB

Gelang Digital Pantau Pergerakan Jamaah Haji

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus Yulianto
Johari, petugas haji dari Tabung Haji Malaysia, menunjukkan gelang haji digital saat mendampingi jamaah haji asal Malaysia, di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah (Ilustrasi)
Foto: Republika/Zaky Alhamzah
Johari, petugas haji dari Tabung Haji Malaysia, menunjukkan gelang haji digital saat mendampingi jamaah haji asal Malaysia, di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan menggunakan gelang digital untuk jamaah haji pada musim haji tahun depan. Gelang digital ini berfungsi untuk memantau pergerakan jamaah haji dan meminimalisasi risiko tersesat.

Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama, Mastuki menjelaskan, sebelumnya, gelang ini sudah diujicoba oleh Kementerian Kesehatan untuk memantau kesehatan jamaah risiko tinggi. "Kami akan memodifikasi gelang haji dilengkapi dengan data yang lebih lengkap, data diri, info kloter, riwayat kesehatan, dan GPS. Tahun depan rencana akan digunakan ke semua jamaah," ujar Mastuki kepada Republika.co.id, Jumat (20/10).

Mastuki menjelaskan, dengan adanya GPS pada gelang digital ini, panitia haji dapat memantau pergerakan jamaah haji serta posisi petugas. Pada tahun 2018 nanti, kata Mastuki, mengacu kepada problem jamaah yang meningkat dari semua negara, serta kuota yang bertambah, terdapat potensi adanya orang hilang seperti tahun ini.

Rencana penyediaan gelang ini sebenarnya telah diajukan untuk musim haji tahun 2017. Namun, saat mengajukan ke DPR, terdapat beberapa pertimbangan seperti menjajaki apakah perlu provider khusus dari Indonesia atau Arab Saudi. Sebab, kendala utama yakni diperlukan ketersediaan jaringan internet untuk GPS.

Misalnya, saat pergerakan jamaah di Jeddah, Makkah, ke Madinah selalu ada lokasi yang jaringan internetnya tidak bagus. Begitu pula di Arafah dan Mina. Menurut Mastuki, saat di Armina hampir semua provider jaringan internet di sana selalu drop. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang berada pada satu lokasi tersebut.

"Pengalaman kemarin tidak mudah untuk saling berhubungan, kontak biasa saja meskipun menggunakan nomor Saudi, itu tidak tersedia di semua lokasi. Itulah yang kita pertimbangkan," tutur Mastuki.

Terkait dana yang dibutuhkan untuk proyek ini, kata Mastuki, tidak akan dibebankan ke jamaah. Namun akan masuk kepada biaya penyelenggaran haji tahun depan yang akan diajukan ke Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang akan disampaikan kepada DPR RI.

"Itu yang paling memungkinkan untuk jamaah baik yang terbiasa dengan gadget atau tidak, gelang itu di tangan masing-masing," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement