IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Ketua Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo), Syam Resfiadi mengatakan musibah robohnya crane di Masjidil Haram pada tahun 2015, tak bisa ditolak dan dihindari. Bahkan, kalaupun itu hanya bisa ditunda, maka ini pun akan terjadi atas kehendak Allah Swt.
“Dari pengamatan saya, musibah crane di Masjidil Haram di saat musim dua tahun lalu adalah murni dikarenakan cuaca yang berubah secara tiba-tiba menjadi badai hujan angin yang sangat kencang kencang. Saya melihat langsung kejadian karena saat itu saya berada dekat lokasi kejadin, yakni di Hotel Darut Tawhid Intercontinental,’’ kata Syam Resfiadi, di Jakarta, (25/10).
Menurut Syam, memang saat itu ada dilema di mana banyak jatuh korban jiwa dan cacat badan akibat jatuhnya crane tersebut. Namun, pihak siapa yang mau disalahkan dalam hal ini karena peristiwa itu begitu cepat terjadi dan tidak bisa diduga sama sekali.
Maka, lanjutnya, bila ada ucapan janji dari Raja Salman untuk memberi tunjuangan kematian dan cacat badan kepada keluarga Korban yang banyak dari Indonesia merupakan sesuatu yang wajar. Dan itu memang ucapan spontan dari beliau ketika merespons musibah tersebut.
“Nah, terlepas dari ucapan dan janji dari raja Salman, pemerintah kita juga harus sudah bergerak menyantuni karena mempunyai asuransi dari setiap jamaah Haji Indonesia. Dan saya berharap santunan dari asuransi ini juga telah diberikan Dan bila saja sudah direalisasikan maka cukup sudah untuk tidak menagih lagi kepihak lain. Dan kepada korban yang wafat kita doakan semoga Allah Swt mengampuni dosanya dan diberi tempat yang terbaik sesuai amalannya,’’ kata Syam Resfiadi.