IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abdurrahman Mas'ud mengungkapkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pihaknya, Kemenag selama ini memang kurang mengawasi travel umrah. Karena itu, beberapa waktu lalu kasus travel nakal seperti First Travel tak terelakkan.
Menurut dia, kedepannya Kemenag memang sudah seharusnya memperbaiki sistem pengawasan terhadap travel umrah, termasuk mengimbau kepada travel umrah untuk melengkapi fasilitas seperti adanya tim dokter. Mas'ud mengatakan, sebentar lagi pihaknya akan meluncurkan penelitian soal umrah ini.
"Sedikit disinggung bahwa pengawasan memang kurang pelaksanaan umroh ini. Perlu ada tim dokter juga. Sejauh ini kekurangan travel adalah itu, sehingga mereka harus melengkapi itu," ujarnya saat ditemui dalam kegiatan laporan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan 2916 di Jakarta, Selasa (28/11).
Ia menuturkan, selama ini memang banyak ditemukan travel umrah yang kurang melengkapi persyaratan dalam menyediakan layanan perjalanan umrah, sehingga rawan munculnya masalah.
"Pihak travel memang ada yang tidak patuh. Pengawasan itu memang dari kami tergolong kurang maka ini sedang disiapkan 2017," ucapnya.
Di samping itu, menurut dia, pihaknya juga telah melakukan penelitian terhadap pelaksanaan ibadah haji beberapa waktu lalu dan hasilnya tidak jauh beda dengan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2017.
"Kalau haji itu memang banyak dilakukan BPS di luar negeri tapi kalau dalam negeri seperti pembinaan haji itu yang kami teliti. Catatan untuk umrah itu baik, meski ada catatan seperti pengawasan supaya tidak terjadi seperti kasus travel," katanya.