Rabu 06 Dec 2017 19:12 WIB

Anggito: BPKH Masih Menjajaki Seluruh Kesempatan

Rep: Binti Solikah/ Red: Agus Yulianto
Koordinator Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu
Foto: Republika/Yasin Habibi
Koordinator Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mendapatkan amanah untuk melakukam investasi dana haji. Rencananya, investasi akan mulai dilakukan setelah dana haji diserahkan oleh Kementerian Agama kepada BPKH, tahun depan.

Investasi bisa dilakukan setelah Peraturan Pemerintah (PP) diketok dan dana haji dialihkan kepada BPKH. PP tersebut akan menjadi dasar arah investasi BPKH. Setelahnya, arahan investasi akan diputuskan oleh Dewan Pengawas BPKH. Banyak pihak berharap PP itu segera terbit.

Direktur Keuangan PT Jasa Marga Donny Arsal mengatakan, Jasa Marga membutuhkan investasi senilai Rp 104 triliun untuk pembangunan 18 ruas jalan tol sampai dengan 2019. Menurutnya, investasi yang cocok untuk dana haji adalah sukuk.

Sebelumnya, Jasa Marga telah menerbitkan obligasi konvensional. Dia menilai, ada kesempatan untuk menerbitkan sukuk. "Ya sukuk dong di levelnya korporasi maupun di levelnya perusahaan. Tenornya tergantung proyeknya berapa tahun, bisa 15 tahun bisa 20 tahun. Untuk nilai manfaat tergatung. Kalau mau masuk equity bisa, tapi mereka sesuaikan investasinya," kata Donny.

CEO PINA (Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah), Ekoputro Adijayanto, mengatakan, investasi langsung akan menghasilkan nilai manfaat lebih tinggu dibanding invetasi fix income seperti deposito dan sukuk. "Kalau investasi langsung dalam bentuk misalnya saham di proyek infrastruktur itu barangkali ada masa jeda dua sampai lima tahun. Tapi ketika keluar atau dijual mungkin returnnya bisa 200 persen apalagi di tengah-tengah direinveatasi," ucap Eko.

Menurutnya, angka-angka tersebut sangat mungkin di dunia investasi yang multiyears. Dia menyarankan, untuk tahap awal, BPKH harus mengombinasikan proyek-proyek yang operasionalnya jadi. Artinya, mungkin ada unsur fix income dikombinasikan dengan proyek-proyek yang sifatnya lebih brown field atau green field. Sehingga akan mendapat return lebih tinggi. Proyek-proyek tersebut misalnya bandara dan jalan tol.

"Nanti PINA mungkin bisa membantu menyusun detail teknis BPKH. Proyek itu akan mengikuti risk appetite dan investment profile. Klo menurut kami harus maunya apa dulu baru ditentukan proyeknya," jelas Eko.

Kepala Badan Pelaksana BPKH, Anggito Abimanyu mengatakan, BPKH masih menjajaki seluruh kesempatan dan peluang-peluang investasi yang ada. BPKH juga akan menyediakan fasilitas terbaik buat jamaah haji di Arab Saudi. Membangun sarana dan prasarana di Arab Saudi menjadi keinginan sejak lama. "BPKH hadir di saat yang tepat berkeinginan merealisasikan keinginan tersebut," ujarnya.

FGD yang digelar kali ini bertujuan untuk memberi bekal kepada BPKH tentang bagaimana dan dimana investasi dana harus dilakukan. Kemudian nantinya akan dibuat kebijakan dan SOP investasi. "Nantinya BPKH akan bekerja sama dengan SMI dan PINA. Saat ini SMI sudah membuat Renstra (Rencana Strategis) yang menjadi pijakan organisasi untuk melangkah," ucap Anggito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement