Sabtu 09 Dec 2017 06:56 WIB

Kisah Berziarah ke Gua Hira Pada Hari Ini

Gunung Jabal Nur.
Foto: saudigazette,com
Gunung Jabal Nur.

JABAL AL-NUUR, atau Gunung Cahaya, adalah salah satu bukit paling terkenal di bumi. Pentingnya sejarah terletak pada fakta bahwa ayat-ayat pertama Alquran diturunkan ke Nabi Muhammad SAW di dalam sebuah gua di puncak bukit ini di pinggiran kota Makah.

Malaikat Jibril muncul dihadapan Muhammad (saw) dan memintanya untuk membaca. Saat itu di bulan Ramadhan tahun 610 Masehi.

"Bacalah! Atas nama Tuhanmu yang telah menciptakan," Gabriel mengatakan kepada Muhammad, seorang Arab yang kala itu berusia 40 tahun dan tidak tahu membaca atau menulis. Dan kata-kata ‘Iqra’ (bacalah) bergema di seluruh dunia dari puncak gunung itu, serta mengubah jalannya sejarah manusia dan menghasilkan peradaban terbesar.

Jabal Al-Noor, yang sangat penting bagi umat Islam, merupakan daya tarik utama bagi peziarah dari seluruh dunia yang datang ke Makkah untuk melakukan ibadah haji tahunan serta ziarah umrah yang bisa dilakukan sepanjang tahun.

Gunung yang terletak sekitar 5 km timur laut Masjidil Haram di Makkah, mendapat namanya karena pencerahan yang terjadi di kalangan orang-orang kafir Arabia oleh wahyu Ilahi yang dimulai di gua di puncaknya 1.450 tahun yang lalu.

Banyak peziarah mendaki bukit curam ini untuk mengunjungi Gua Hira (Ghar Hira dalam bahasa Arab) tempat Muhammad biasa meluangkan waktu untuk khalwat sebelum kenabiannya. Gunung ini tingginya tidak mencapai 640 meter (2.100 kaki), namun mendaki sangat berat dan membutuhkan waktu hampir dua jam bagi setiap orang yang sehat agar sampai ke puncak.

Ghar Hira adalah sebuah gua kecil dengan panjang kurang dari 4 meter dan lebarnya lebih dari satu setengah meter. Hanya cukup untuk lima orang untuk duduk.

Jalan menuju kaki gunung itu kini cukup sempit dan terus diganggu oleh kemacetan lalu lintas. Serentetan bunyi klakson  yang sering terjadi oleh pengendara mobil  menyebabkan suara berisik atau suasana tidak nyaman pada orang-orang yang tinggal di jalanan yang menuju lingkungan sekitar itu.

Banyak pengunjung yang menyatakan kekecewaannya atas kelalaian pihak berwenang setempat untuk membangun jalan yang lapang yang akan dapat secara lelausa membawa pengunjung ke kaki gunung yang terkenal ini.

Mohammed Arshad, seorang peziarah Pakistan, mengatakan bahwa kemacetan lalu lintas di daerah tersebut seringkali mencegah pengunjung untuk bergabung dengan kelompok mereka dan mencapai tujuan mereka.

 "Jabal Al-Noor adalah salah satu situs sejarah terpenting di Makkah dan kami berharap pemerintah Saudi akan lebih memperhatikannya," katanya kepada Saudigazette.com.

Lalu apa yang membedakan Jabal Al-Noor dari gunung lainnya yang ada di sekitar Makkah? Jawabnya adalah ‘mahkota’  atau gambar puncaknya yang tampak aneh. Inilah yang membuatnya terlihat seperti dua gunung di atas satu sama lain.

Puncak gunung itu adalah salah satu tempat yang paling sepi di Makkah. Dan suasana ini semakin teruasa bila ada gua di dalam yang menghadap ke arah Ka'bah itu.

Orang akan bertanya-tanya bagaimana Nabi bisa mendaki gunung yang curam ini berkali-kali dan tinggal di atas selama beberapa hari dalam kondisi iklim Arab yang tidak menguntungkan pada saat itu.

"Sungguh menakjubkan untuk diingatkan akan pengorbanan yang dilakukan oleh KhadIJAH, istri tua Muhammad yang mendaki gunung dengan membawa bekal kepada suaminya setidaknya sekali sehari selama ‘masa pengasinganny’a di dalam gua Hira itu,” kata pengunjung lain.

Arshad mendesak pihak berwenang untuk memperluas jalan menuju ke gunung dan membangun tempat parkir bagi kendaraan yang membawa pengunjung.

Seorang penduduk distrik tersebut mengatakan bahwa sejumlah besar bus yang membawa ribuan peziarah datang ke daerah tersebut pada musim puncak seperti Haji dan Ramadan. "Bus ini tidak menemukan tempat parkir di kaki gunung dan para pengemudi membiarkan mereka diparkir di depan rumah kami, sehingga menimbulkan masalah bagi warga," katanya.

"Kami telah menghadapi masalah ini selama bertahun-tahun," katanya dan mendesak pihak berwenang untuk menemukan cara untuk menyelesaikan masalah dengan cepat.

"Mendaki gunung yang terjal bukanlah tugas yang mudah. Perlu banyak energi dan daya tahan, "kata Arshad, seorang peziarah asal Pakistan, seraya menambahkan bahwa banyak orang yang hanya bisa duduk di kaki bukit karena tak mampu memanjat lebih jauh.

Beberapa orang mengatakan bahwa pihak berwenang Saudi, khususnya Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi, hendaknya dapat merawat bukit bersejarah ini dengan baik dan membangun sarana transportasi modern seperti sistem mobil kabel agar pengunjung dapat mencapai puncaknya tanpa kesulitan.

Yang lain meminta pemerintah kota untuk secara teratur menghapus tumpukan sampah yang menumpuk di tempat itu dan juga di sepanjang jalan menuju ke bukit.

"Kami tidak melihat upaya pihak berwenang setempat untuk mengurus tempat ini dengan baik meskipun memiliki kepentingan historis," kata satu pengunjung.

Namun, Walikota Makkah, Osama Al-Bar, menegaskan bahwa pemerintah kota memastikan kebersihan daerah tersebut. Ada juga rencana, katanya, untuk pengembangan pusat pengunjung di dekat bukit untuk menjelaskan kepada orang-orang tentang sejarah dan artinya.

sumber : saudi gazette
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement