IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Imigrasi membuka pelayanan pembuatan paspor pada hari libur menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2018. Sebab pada momen tersebut, permohonan paspor menjelang akhir tahun kerap meningkat.
"Tujuannya untuk menjawab lonjakan permohonan paspor menjelang akhir tahun dan libur panjang," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (18/12).
Agung menjelaskan, lonjakan permohonan paspor merupakan siklus tahunan menjelang akhir tahun, di mana banyak orang Indonesia yg melakukan perjalanan ke luar negeri. Data penerbitan Paspor November 2017 sebanyak 2,5 juta paspor telah diberikan kepada pemohon paspor. Demikian juga data perlintasan orang Indonesia yang keluar negeri meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 2016 sebanyak 6,8 juta sedangkan tahun 2017 sampai dengan Oktober tercatat ada 8,2 juta orang,
Lonjakan permohonan paspor itu, menurut Agung disebabkan oleh beberapa faktor seperti libur panjang, paket liburan murah, maupun umrah. Namun banyaknya permohonan paspor tersebut berdampak pada trafik data yang masuk pada Pusat Data Keimigrasian (Pusdakim), menjadi padat sehingga membuat proses identifikasi dan verifikasi agak terganggu.
"Pelayanan paspor pada hari libur akan dilaksanakan oleh semua kantor imigrasi yang mengalami lonjakan permohonan yaitu pada tanggal 16 dan 23 Desember serta tangga 6, 13 dan 20 Januari 2018," kata Agung menjelaskan.
Berdasarkan pantauan Ditjen Imigrasi kegiatan ini mendapatkan apresiasi dan respons baik dari masyarakat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang datang. Agung menuturkan, Kantor Imigrasi Jakarta Selatan bahkan memberikan pelayanan permohonan paspor di Mall Gandaria City dan berjalan dengan baik.
Upaya lain yang dilakukan Ditjen Imigrasi adalah memperbesar kapasitas server Pusdakim dan memperbaharui hardware serta mengembangkan aplikasi pelayanan paspor. Proses lelang telah selesai dilakukan dan saat ini sedang dilakukan proses instalasi, migrasi data dan selanjutnya uji coba jaringan komunikasi.
"Diharapkan tahun depan dengan perangkat yang baru akan menambah performa dan kinerja pelayanan keimigrasian," lanjut dia.
Selain itu, Agung juga berharap kesadaran masyarakat untuk membuat paspor tidak mendadak dan berdasarkan kebutuhan sehingga pelayanan dapat diberikan secara baik nantinya. Selain itu masyarakat diminta agar tidak menggunakan jasa calo selain merugikan juga akan merusak budaya kerja yang ada.
"Jika masyarakat menemukan dan mengetahui adanya praktek pungli (pungutan liar) oleh petugas laporkan segera dengan menggunakan berbagai media yang telah disiapkan," kata Agung.