Jumat 22 Dec 2017 16:38 WIB

Perempuan Indonesia Berkontribusi Sejak Zaman Kolonial

Rep: Santi Sopia/ Red: Gita Amanda
Ketua Bidang dan Ketahanan Keluarga DPP PKS  Wirianingsih  melakukan sesi foto bersama  Harian Republika  dalam kofrensi pers  kongres Keluarga Indonesia ke 2 di Jakarta, Kamis (21/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Bidang dan Ketahanan Keluarga DPP PKS Wirianingsih melakukan sesi foto bersama Harian Republika dalam kofrensi pers kongres Keluarga Indonesia ke 2 di Jakarta, Kamis (21/12).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Keluarga Indonesia (KKI) Kedua di gelar pada Kamis (21/12) malam, di Hotel Aston Priority, Jakarta. Berikut wawancara Republika dengan Ketia Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Wirianingsih yang juga ibu dengan 11 anak penghafal Alquran menguraikan pandangannya mengenai sosok perempuan:

Bagaimana peran perempuan di mata Anda?

Saya melihat Hari Ibu dari sejarah awal lahirnya Hari Ibu, sebetulnya gerakan perempuan dari zaman dulu, sejak masa kolonial perempuan menyatakan bahwa dirinya bisa memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kehidupan masyarakat. Para aktivis NU, PERSIS berkumpul, berkongres menyatakan kalau manusia merdeka, bebas pemikirannya, mengajak kepada orang lain agar berpikir.

 

Bagaimana kondisi perempuan Indonesia saat ini?

Ini murni pikiran saya kalau Indonesia patut bersyukur karena partisipasi sosial politiknya jauh lebih bagus dibandingkan negara-negara lain. Saya melihatnya itu diinspirasi, dilandasi oleh pemikiran, pandangan agama. Sebab agama, aslinya tidak pernah membuat perempuan terbelakang. Sejak 1928 perempuan Indonesia sudah merdeka pikirannya. Faktanya kita bergerak di semua bidang kehidupan, berapa jumlah anggota dewan perempuan, yang jadi pengurus RT, RW, ada substansi kebebasan perempuan di Indonesia. Ada masalah, perlakuan tidak patut, persoalannya bukan di persoalan nilai, tapi di orangnya yang saya sebut aspek pengasuhan. Apakah di rumahnya tidak hidup saling menghormati, menghargai sesama manusia? Khusus Islam, kita tidak pernah membedakan jenis kelamin, kemuliaan tidak ditunjukkan apakah dia laki-laki lebih mulia dibanding perempuan.

 

Bagaimana seyogianua perempuan menjalankan perannya?

Perempuan harus bersyukur nasibnya lebih baik. Kartini dulu hidup sebagai yang ingin merdeka. Bisa jadi karema pengaruh masa itu, dijajah perilaku semacam situasi bangsa dengan pejabat-pejabat, bupati punya kedudukan dengan rasa menguasai belum lagi ada pemikiran kalau perempuan yang harus dikurung dan lain-lain. Kartini dikaruniai kecerdasan oleh Allah, tapi Alhamdulillah ketemu seorang guru agama yang meluruskan bahwa perempuan boleh merdeka, tapi tidak boleh lupa perannya juga sebagai istri dan ibu. Boleh pendidikan tinggi, tapi itu demi mengukuhkan keluarga.

 

Peran seperti apa yang dimainkan perempuan dalam ketahanan keluarga?

Secara pribadi prihatin ketika melihat anak-anak yang out of control secara katakter, kehilangan indentitas. Pergaulan bebas, melepaskan virginitas, di mana nilai-nilai itu? Ketika terjadi kehamilan karena belum siap, menggugurkan kandungan, dua hal yang dikorbankan. Itu karena longgarnya nilai-nilai yang ditanamkan di dalam rumah, termasuk oleh perempuan.

 

Apa bedanya kongres yang diadakan sekarang dengan yang sebelumnya?

Kalau yang 17 juli 2012, kita membangun kesadaran, itu kan baru mulai. Sekarang tujuannya mendorong pemerintah, berkomitmen melaksanakan ketahanan membangun keluarga. Kedua, mendasari Indonesia sudah memasuki usia emas 100 tahun dan bertepatan Indonesua baru saja lepas dari bonus demografi. Kalau kita tidak persiapkan dari sekarang, segala sesuatunya bukan bonus lagi tapi bencana yang menimpa anak cucu kita.

 

Setelah ditelisik, memang semuanya bermula dari keluarga. Mari kita bangun komitmen bangun Indonesia yang ramah keluarga. Jabnan sampai negara maju secara fisik, tapi jangan sampai terjadi kemerosotan moral, saya ingin keluarga sehat jiwa raganya, maju kota, negaranya, bahagia rakyatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement