Ahad 31 Dec 2017 04:13 WIB
Membalas Keburukan dengan Kebaikan

Saat Tawaf dan Hendak Dibunuh, Nabi: Apakah Engkau Fadhalah?

Rep: Mgrol97/ Red: Agus Yulianto
Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)
Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,  Dalam Islam memang berlaku hukum qishas, yaitu membalas perlakuan orang lain secara seimbang. Namun tak lantas keburukan dibalas dengan keburukan, sebagaimana Rasulullah memberikan teladan, tatkala disakiti justru bBeliau membalasnya dengan kebaikan. Ibarat pohon yang berbuah, ia hanya memberikan buahnya kepada siapa saja yang mau, meski pohon tersebut bakal dilempari dan ditebang.

“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu  dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Fushilat: 34)

Dikisahkan dari buku yang berjudul ’99 Resep Hidup Rasulullah’ karya Abdillah F. Hasan bahwa saat Rasulullah SAW melakukan tawaf seorang diri, seorang bernama Fadhalah sudah siap menghunus pedangnya untuk menikam Rasulullah dari belakang.

Namun, Allah SWT memerintahkan malaikat Jibril untuk memberitahu Beliau mengenai niat jahat Fadhalah. Saat Fadhalah mendekati Rasulullah SAW, tanpa melihat ke belakang Beliau langsung menanyakan keadaanya, “Apakah engkau Fadhalah?”

Pertanyaan itu membuat Fadhalah terkejut seketika, bagaimana Beliau tahu kalau dia ada di belakangnya? “Ya saya Fadhalah,” jawabnya gegabah. “Apakah yang engkau rencanakan dalam hatimu tadi?” Semakin terkejutlah Fadhalah, niat busuknya ternyata diketahui Rasulullah SAW. Dia pun berkelit, “Tidak ada, Ya Rasulullah. Saya tadi tengah berzikir,” kilahnya.

Rasulullah SAW tersenyum mendengar jawaban Fadhalah sembari mengucapkan istighfar lalu meletakkan telapak tangannya di dada Fadhalah sehingga hatinya menjadi tenteram. “Sungguh ketika Nabi telah mengangkat tangannya dari dadaku, maka tidak ada yang lebih kucintai di seluruh dunia ini kecuali Rasulullah SAW,” kata Fadhalah.

Begitulah keagungan budi Rasulullah SAW, meski Beliau tahu akan disakiti, bahkan akan dibunuh Beliau tidak serta merta membalasnya dengan perlakuan serupa. Tapi, Beliau malah mendoakannya dengan kebaikan. Beliau lebih memilih membahagiakan orang lain daripada membalasnya dengan keburukan. Jika setiap manusia berbuat demikian tentu dunia akan semakin sejuk karena tidak akan ada penghancuran, perusakan, dan peperangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement