IHRAM.CO.ID, BANDUNG -- PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) masih menunggu Kementerian Perhubungan RI untuk merealisasikan pengerjaan pemanjangan runway BIJB atau Bandara Kertajati dari yang awalnya sepanjang 2.500 meter menjadi 3.000 meter. Ini agar, target Presiden RI Joko Widodo yang akan menggelar pemberangkatan haji dari Jawa Barat melalui bandara di Kabupaten Majalengka tersebut, bisa terealisasi pada 2018.
"Ya, kami menunggu Kemenhub merealisasikan perpanjangan runway tersebut," ujar Direktur BIJB Virda Dimas Ekaputra, kepada wartawan, Senin (15/1).
Virda mengatakan, untuk bisa memberangkatkan calon haji, bandara tersebut harus memiliki panjang runway 3.000. Sehingga, dapat menjadi landasan pesawat setipe Boeing 777 atau pesawat bertipe badan lebar yang selalu dipakai untuk pemberangkatan haji. Pengerjaan sisi udara tersebut, rencana awalnya dikerjakan Kementerian Perhubungan RI.
Seiring waktu, kata dia, terdapat rencana Angkasa Pura II yang akan mengelola pengoperasian Bandara Kertajati. Akhirnya, Kementerian Perhubungan RI pun berharap pembangunan runway 500 meter tersebut dilakukan Angkasa Pura II sebagai bagian partisipasi Angkasa Pura II dalam pembangunan Bandara Kertajati. Namun, belum ada kejelasan mengenai rencana tersebut.
"Pembangunannya belum mulai, kalau pembebasan lahan sudah, tinggal konstruksi," katanya.
Menurut Virda, kalau akan dipakai pemberangkatan haji pada 18 Juli 2018, maka pembangunan runway 500 meter tersebut membutuhkan waktu empat bulan. Jadi, harusnya bulan kedua atau Februari sudah mulai. "Itu termasuk lelang dan konstruksi. Kita harapkan yang melakukannya pusat," kata Virda.
Dari pembangunan sisi darat, kata dia, yakni terminal penumpang, BIJB sudah siap. Karena, semua pembangunan Bandara Kertajati tersebut optimis sudah rampung seperti keinginan Presiden, yakni Juni 2018, bahkan rancananya dilakukan soft launching terlebih dulu pada April 2018.
"Kami harapkan dibangun oleh Kementerian Perhubungan RI sebagai bagian dari sisi udara. Karena selama ini juga (runway sepanjang 2.500 meter) dibangun oleh Kementerian Perhubungan RI," katanya.
Dikatakan Vidara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, telah mengirim surat sebanyak dua kali kepada Kementerian Perhubungan RI ntuk menanyakan kejelasan rencana pemanjangan runway tersebut. Karena, Gubernur berharap pembangunan ini dibiayai APBN.
Saat ditanya tentang embarkasi pemberangkatan dan kepulangan haji, Virda mengatakan, nantinya bisa menggunakan gedung di Bekasi yang selama ini dipakai jamaah haji. Sebab, asrama haji di Indramayu dan Majalengka yang memiliki kapasitas terbatas tidak mungkin digunakan untuk asrama jamaah haji Jawa Barat. Dari Bekasi, baru nanti dapat diberangkatkan di Bandara Kertajati setelah perjalanan melalui Tol Cipali.
"Dari asrama kemudian masuk ke bus, tinggal busnya ke Kertajati, tidak ke Jakarta. Karena Bandara Halim agak berat kalau dipakai lagi kelihatannya," kata Virda.
Virda menilai, landasan di Bandara Halim Persanakusumah yang sempat rusak pada pemberangkatan haji tahun lalu kemungkinan tak bisa digunakan. BIJB sendiri, sudah menyiapkanterminalnya agar bisa menampung jamaah haji. Bahkan, dengan fasilitas lounge haji dan umrah yang kita siapkan. "Fasilitas tersendiri untuk penerbangan umrah adalah diferensiasi bagi Bandara Kertajati," katanya.