Kamis 25 Jan 2018 16:34 WIB

Arab Saudi Segera Beberkan Peta Wisata

Saudi mencari tempat di peta pariwisata global dengan mempromosikan situs-situs.

Kawah Al-Wahbah di Arab Saudi.
Foto: saudigazette.com
Kawah Al-Wahbah di Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, Al-Wahbah, Arab Saudi - Sekelompok pejalan kaki untuk pertama kalinya turun ke lereng kawah vulkanik. Dan ini  bagian dari keajaiban alam yang dipromosikan pemerintah Arab Saudi untuk memulai pariwisatanya.

Seperti dilansir Saudigazette.com, memang Arab Saudi akan segera mulai mengeluarkan visa turis. Ini merupakan usaha untuk menghilangkan ketergantungan minyak mentahnya.

Kini di tengah perubahan sosial yang bersejarah tersebut, kerajaan ini sedang mencari tempat di peta pariwisata global dengan mempromosikan situs-situs seperti kawah Al-Wahbah itu.

Di akhir pekan musim panas yang hangat, Amr Khalifa, seorang operator tur pribadi, membawa sekelompok berkemah Saudi untuk pertama kali mendaki ke dasar kawah.

Sambil memegangi tiang pengangkat, para pejalan kaki menempuh jalan yang licin dan berbatu-batu menuju kawasan kawah bergaram.

"Saya mengatakan kepada teman-teman saya tentang Al-Wahbah," kata bankir asal Jeddah, Mohamed Bahroon. "Mereka tidak tahu."

Kawah itu berjarak hampir empat jam berkendara dari kota Jeddah barat. Kawasan ini merupakan sisa aktivitas vulkanik.

Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang telah membangun jalan ke lokasi tersebut. Di antaranya dengan mendirikan tempat penampungan piknik di sekitar tepi kawah.

"Tantangan utamanya adalah membuat situs pariwisata semacam itu mudah diakses," kata Khalifa seraya menambahkan bahwa ia hanya memiliki satu kelompok berkemah di lokasi akhir pekan itu.

Pariwisata merupakan salah satu target Visi 2030 Arab Saudi. Ini merupakan cetak biru untuk mempersiapkan ekonomi Arab pasca era minyak Putra Mahkota Muhammad Bin Salman.

Pada bulan Agustus lalu, Kerajaan Saudi telah mengumumkan sebuah proyek bernilai jutaan dolar untuk mengubah 50 pulau dan situs asli lainnya di Laut Merah, Tempat itu akan dijadikan menjadi resor mewah.

Pangeran mahkota  juga berencana untuk mengembangkan situs bersejarah seperti Mada'in Saleh yang berusia berabad-abad, atau rumah bagi makam batu pasir dari peradaban yang membangun kota Yordania Petra.

Kerajaan ini bertujuan untuk melipatgandakan jumlah wisatawan hingga menjadi 30 juta pada tahun 2030. Pariwisata diproyeksikan menjadi salah satu penghasil pendapatan tertinggi.

Presiden Komisi Pariwisata dan Peninggalan Nasional Saudi (SCTNH) Pangeran Sultan Bin Salman. pun mengatakan  bulan lalu bahwa persiapan sedang dilakukan untuk meluncurkan visa elektronik pada kuartal pertama 2018. Dia akan membuka semua warga negara negaranya agar mengizinkan warganya untuk mengunjungi negara ini .

"Wilayah kerajaan itu adalah harta yang sangat besar," kata Pangeran Sultan, menggambarkan pemandangannya yang menakjubkan. "Yang jelas kami bukan hanya pedagang minyak."

Agen perjalanan global seperti Steppes Travel yang berbasis di Inggris sudah merencanakan untuk menawarkan tur ke wilayah itu. "Ada banyak potensi untuk pariwisata Saudi. Dan kita tahu ini tidak sedikit dari permintaan terpendam yang kita miliki di dalam database kita sendiri," kata Justin Wateridge, managing director Steppes Travel.

"Memang ada ketertarikan pada mereka yang mengenal dan memahami Arab Saudi dan tidak banyak yang perlu diubah selain mengeluarkan visa turis. Jadi perjalanan wisata akan menghancurkan rintangan dan prasangka," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement