IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Noor Achmad sepakat dengan Kemenag terkait calon jamaah haji meninggal dunia. Yakni, bahwa calon jamaah meninggal itu boleh digantikan atau dibadalkan ahli waris.
"Mulai tahun ini calhaj meninggal dunia bisa dibadalkan ahli waris. Keputusan siapa ahli waris yang membadalkan diserahkan kepada keluarga calhaj masing-masing," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (2/2). Jika nantinya ada kendala dalam membadalkan calhaj meninggal dunia, seperti visa karena kejadiannya dekat dengan keberangkatan, maka ahli waris dapat berangkat tahun depan.
Sedangkan terkait dengan Istithaah kesehatan memang ada dua pendapat dari Kemenkes dan MUI. "Istithaah kesehatan kami tetap berpegang teguh kepada keputusan MUI bahwa calhaj meskipun sakit kronis, jika memang pribadi mereka berniat berangkat maka siapapun tidak bisa melarang meskipun mereka nantinya meninggal dunia di Saudi," kata dia.
Sedangkan Kemenkes berpendapat mereka yang telah memiliki penyakit kronis diharapkan tidak perlu memaksakan diri dan membadalkan saja hajinya. Namun, calhaj pasti akan kecewa karena telah menunggu bertahun-tahun, tetapi tidak jadi berangkat hanya karena sakit.
Tahun ini kuota jamaah haji yang akan berangkat pun sama seperti tahun lalu 204 ribu jamaah haji reguler dan 17 ribu jamaah haji khusus. Sedangkan untuk penambahan petugas haji, Saudi mengabulkan permintaan Indonesia untuk menambah petugas haji meskipun tidak terlalu banyak.
Saat ini layanan calhaj yang masih akan diusulkan adalah peningkatan layanan Armina. Meskipun belum bertingkat, tetapi tenda sudah lebih baik semi permanen dari sebelumnya.
Hanya saja untuk AC, tahun lalu masih ada tenda yang menggunakan blower tetapi tidak berpengaruh untuk mendinginkan udara. Tahun ini, DPR mengusulkan agar seluruh tenda menggunakan AC dan tidak ada lagi yang menggunakan blower.
Selain itu, mereka seperti tahun-tahun sebelumnya, Indonesia berharap dapat menambah luasan Mina. Karena dengan bertambahnya kuota dan minimnya persiapan tahun lalu, banyak calhaj yang berjubel saat di Mina.
Begitu juga dengan layanan transportasi Armina, Kemenag harus dapat mengusulkan perbaikan sehingga tak ada lagi calhaj yang salah rute. Seperti ada jamaah yang ingin ke Mina ternyata rute langsung Jeddah dari Makkah begitu juga yang ingin ke Muzdalifah tetapi langsung rute Makkah.