Selasa 13 Feb 2018 19:22 WIB

Sahid Tour Bagikan Tips Sukses Umrah

Calon jamaah umrah juga harus mendapat kepastian tentang visa.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan gathering Sahid Tour Yogyakarta.
Foto: Erik Iskandarsjah.
Kegiatan gathering Sahid Tour Yogyakarta.

IHRAM.CO.ID, SLEMAN -- Baru-baru ini kasus adanya jamaah umrah yang gagal berangkat kembai terjadi. Hal itu pun mendorong Sahid Tour untuk menggelar gathering Sahid Tour Yogyakarta yang dikemas dalam 'Sosialisasi 5 Pasti Umrah dan Cara Cerdas Berangkat Haji'.

Direktur Sahid Tour, Hari Prakoso, mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara memilih travel umrah. Hal ini diperlukan agar calon jamaah terhindar dari adanya biro perjalanan yang melakukan kesalahan pengelolaan dan kurang dapat menjaga kepercayaan dari calon jamaah.

“Tips-nya adalah calon jamaah harus dapat memastikan kepastian penerbangan dan kepastian jadwalnya,” kata Hari, di Hotel Sahid Jaya Yogyakarta, Selasa (13/2).

Artinya, calon jamaah umrah harus mendapat kepastian tentang detail penerbangan seperti nama maskapai penerbangan, jadwal keberangkatan, dan kepastian jadwal dari kegiatan yang dilakukan selama umrah.

Selain itu, lanjutnya, calon jamaah juga harus mendapat kepastian dari biro umrah terkait kepastian bahwa biro itu telah mengantongi izin yang dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan (SK) umrah dan SK haji. Sehingga, calon jamaah mendapat jaminan legitimasi hukum atas biro umrah tersebut. “Hotelnya juga harus pasti,” ujar dia.

Hal ini penting karena hotel yang digunakan sangat berpengaruh terhadap total biaya akomodasi yang dibayar oleh calon jamaah haji. Selain itu, ia pun menekankan calon jamaah juga harus mendapat kepastian tentang visa.

Pasalnya, tak sedikit jamaah yang kemudian keberangkatanya tersendat sebab hingga saat penerbangan jamaah tersebut sama sekali belum mengantongi visa. Dalam kesempatan itu, ia pun menyampaikan fakta terkait adanya calon jamaah haji khusus yang gagal berangkat karena dana yang telah disiapkan ternyata digunakan untuk keperluan lainya.

“Berdasarkan data kami, rata-rata setiap tahun terdapat 20 persen dari total calon jamaah haji khusus yang gagal berangkat,” katanya.

Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang membuat dana yang telah disiapkan tak dapat digunakan untuk melunasi ongkos naik haji (ONH). Beberapa faktor itu diantaranya karena uang calon jamaah digunakan untuk biaya pernikahan, renovasi rumah serta untuk biaya pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement