Rabu 14 Feb 2018 12:15 WIB

Saudi Tolak Isu Internasionalisasi Ibadah Haji

Arab Saudi memutuskan hubungannya dengan Iran pada awal 2016.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Jamaah haji melakukan tawaf wada mengelilingi Kab'bah di Masjid Al Haram, Mekkah, Senin (4/8).
Foto: Khalil Hamra/AP
Jamaah haji melakukan tawaf wada mengelilingi Kab'bah di Masjid Al Haram, Mekkah, Senin (4/8).

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Aras Saudi kembali menegaskan penolakannya terhadap isu 'politisasi'atau 'internasionalisasi' ibadah haji. Isu tersebut menunjukkan bahwa negara-negara tertentu mengikuti jejak Iran yang sebelumnya mencoba untuk mempromosikan gagasan yang disebut merendahkan Saudi.

Demikian ditegaskan Duta Besar Riyadh untuk Liga Arab, Ahmed Qattan. "Upaya untuk menginternasionalisasi Tempat Suci Makkah dan Madinah adalah bagian dari konspirasi yang lebih luas," kata Qattan, yang juga menjabat sebagai duta besar Saudi untuk Mesir itu, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (14/2).

Qattan menegaskan, politisasi maupun internasionalisasi situs suci Arab Saudi adalah 'jalur merah' yang sama artinya dengan 'bunuh diri politik'. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran disebut-sebut telah melontarkan gagasan untuk mendirikan 'pemerintahan internasional' untuk mengelola ibadah haji tahunan umat Muslim. Namun, Saudi dengan keras menolak gagasan itu.

Arab Saudi memutuskan hubungannya dengan Iran pada awal 2016, setelah para demonstran Iran menggeledah dua misi diplomatik Saudi di Teheran dan Masyhad. Musim panas lalu, Arab Saudi dan tiga negara Arab yakni Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain, secara kolektif memutuskan hubungan dengan Qatar.

 

Mereka menuduh Doha mendukung terorisme dan berdiri terlalu dekat dengan Iran. Qatar menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa upaya untuk mengisolasinya oleh negara-negara Teluk lainnya merupakan pelanggaran hukum internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement