IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pembimbing biro perjalanan Maktour Tour & Travel Hamdan Rasyid menegaskan, kurang etis membaca Pancasila dan melagukan Ya Lal Wathan saat sai dan tawaf di Tanah Suci. "Dari segi etika, moral nggak etis," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (28/2).
Kendati, dia mengatakan, tak ada masalah dan larangan dari segi hukum melantunkan Ya Lal Wathan dan membaca Pancasila. Dia menegaskan, dalam tawaf dan sai, intinya lebih pada berzikir pada Allah SWT. "Pun bacaannya lebih bebas, bisa berzikir atau berdoa," ujarnya.
Namun, anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menegaskan, sudah ada koridor yang ditetapkan dari segi adat dan tata krama saat sai dan tawaf. Karena itu, Hamdan mengimbau, jamaah Indonesia harus menghormati kesucian suatu tempat sudi.
Apalagi, kegiatan tawaf perlu diisi dengan zikir, menahan praduga negatif, atau melakukan hal yang bersifat politis. "Kita konsentrasi untuk ibadah pada Allah SWT," ujar dia.
Sebelumnya, viral video jamaah umrah Indonesia membaca Pancasila dan menyanyikan lagu Ya Lal Wathan atau Syubbanul Wathan saat menjalankan sai dan tawaf. Aksi itu berdampak pada tindakan Arab Saudi melayangkan protes pada KBRI Riyadh. Duta Besar (Dubes) RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyatakan aksi tersebut berpotensi menganggu hubungan diplomatik Indonesia-Arab Saudi.