Musim haji sudah dekat. Sehabis puasa dan di awal Idul Fitri kloter pertama calon haji sudah berangkat ke Arab Saudi. Tapi sebelum itu petugas haji, ada yang dua dan satu pekan sebebelumnya, sudah berada di tanah suci untuk mempersiapkan berbagai layanan kedatangan rombongan haji itu.
Para petugas haji ini selama beberapa pekan biasanya sudah menjalani pelatihan di Asrama Haji Pondok Gedhe, Jakarta. Mereka diberi tahu tanggung jawab dan beban kerja apa yang harus mereka kerjakan selama di tanah suci. Mereka lazimnya cukup lama di sana, sampai rombongan jamaah haji terakhir meninggalkan tanah suci.
Seleski PPHI di Jeddah, Ahad lalu, di Jeddah. (foto:Saudigazette).
Di Arab Saudi, pemerintah Indonesia melalui Konsul Jenderal Indonesia bahkan sudah lebih dahulu melakukan seleksi dan pelatihan kepada petugas haji. Mulai dari petugas kantoran, petugas kebersihan, sopir, petugas layanan haji tersesat, dan lainnya. Mukimin yang tinggal di Arab Saudi ini sengaja direkrut karena mereka dianggap tahu seluk beluk dan budaya orang Arab. Apalagi lazimnya mereka biasanya terdiri para petugas pelayanan haji umrah. Sebagian dari mereka juga berasal dari para mahasiswa yang tengah belajar di kawasan sekitar Timur Tengah.
Dan memang ada yang menarik dari pesan konsul haji Indonesia di Arab Saudi, Mohamad Hery Saripudin, ketika menyarankan agar semua kandidat yang bercita-cita untuk melayani para peziarah selama musim haji mendatang untuk meluruskan niat. Mereka harus memperbarui komitmen dan pengabdian mereka untuk menegakkan semangat pelayanan kepada para jamaah.
Saripudin menyatakan hal itu dalam pembukaan resmi tes seleksi untuk kandidat untuk tim dukungan dari Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) pada hari Ahad lalu di auditorium Kantor Haji Indonesia di Jeddah. Beritanya tersebar di berbagai media massa Arab Saudi, minus media massa Indonesia.
“Tes ini bertujuan untuk memilih kandidat yang kredibel, bertanggung jawab dan berdedikasi untuk tugas tersebut,” kata konsul jenderal kepada 804 peserta dari total 974 yang lulus seleksi awal.Tahun ini Kantor Urusan Haji konsulat mencatat 1.660 pelamar, dan sekitar 600 di antaranya akan direkrut untuk berada di tim pendukung selama musim haji.
Mempertimbangkan tugas yang akan memakan waktu dengan tantangan berat di lapangan itu, Konsul Jenderal menegaskan bahwa tim pendukung PPIH harus memiliki kemampuan untuk mengelola atau mengendalikan emosi. Selain itu, petugas harus memiliki stamina fisik yang baik di tengah suhu yang menyengat dan mobilitas yang tinggi.
"Bayangkan di bawah terik matahari dan situasi yang menekan, kami dihadapkan dengan permintaan untuk meminta bantuan dan keluhan dari peziarah kami. Bagaimana kami dapat membantu mereka sementara kami secara fisik tidak layak," kata Saripudin.
Direktur Urusan Haji di Direktorat Jenderal Urusan Haji dan Umrah Indonesia, Sri Ilham Lubis, mengungkapkan tantangan terkait dengan indeks kepuasan layanan untuk peziarah Indonesia pada tahun 2017 yang mencapai 84,85. Indeks kualitas layanan ini didasarkan pada survei yang dilakukan secara independen oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 2010 dengan tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Tahun ini lebih menantang: bagaimana kami dapat meningkatkan layanan yang hampir mencapai 85, yang merupakan tingkat yang sangat memuaskan," kata Lubis.