Sabtu 26 May 2018 12:36 WIB

DPR Khawatirkan Depresiasi Rupiah Terhadap BPIH

Angka ini jauh di atas asumsi kurs rupiah dalam APBN 2018 Rp13.400.

Petugas memeriksa kondisi dolar Amerika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ilustrasi).
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Petugas memeriksa kondisi dolar Amerika Serikat di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA Ketua DPR RI Bambang Seosatyo mengkhawatirkan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akan berimbas ke banyak hal . Salah satu yang terkena akibat itu adaah biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).

"Saat ini 1 USD sudah mencapai Rp14.276. Angka ini jauh di atas asumsi kurs rupiah dalam APBN 2018 Rp13.400. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan agar segera mengantisipasi hal ini," kata Bambang Soesatyo, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jumat (25/5).

Menurut Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan agar segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif. Tujuannya agar pergerakan kurs rupiah bisa kembali pada kondisi normal.

Bamsoet juga mengingatkan, agar Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dapat mencermati berbagai aspek yang mempengaruhi kurs rupiah terjadap dolar AS. Ini karena stabilitas nilai tukar menjadi sangat penting, yakni akan mempengaruhi peningkatan harga kebutuhan bahan pokok selama bulan Ramadan.

Bamsoet juga menyoroti pelemahan kursi rupiah ini dampaknya terhadap BPIH, karena biaya haji dipatok dalam USD. Untuk itu, kata dia, Kementerian Agama harus  memonitor pelaksanaan kenaikan pembayaran biaya haji dan umrah sebesar Rp 550 miliar sehingga memiliki akuntabilitas dan transparansi biaya haji.

Selain itu, politisi Partai Golkar itu juga meminta kepada Kementerian Keuangan mengkaji efek pelemahan kurs rupiah, khusunya yang terkait dengan  penyelenggaraan Asian Games 2018. Sebab, pihak Indonesia menjadi tuan rumah turnamen olah raga se-Asia tersebut, tentunya akan memperoleh banyak pemasukan.

"Total seluruh devisa yang akan diterima dapat mencapai 230 juta dolar AS atau setara dengan Rp 3 triliun," sebut dia.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement