IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Saat berdiri di hadapan 780 petugas haji, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin tiba-tiba teringat akan pengalamannya pada 1990-an. Kala itu dia mendapat amanah menjadi petugas haji. Putra Kiai Saifudin Zuhri itu tak pernah menyangka akan mengemban amanah tersebut.
"Rasanya bangga, karena dari sekian banyak Muslim di negeri ini (saya) bisa dipercaya mengemban tugas tersebut," cerita dia saat membuka pelatihan petugas haji Arab Saudi 2018 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu (26/5).
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin
Berdasarkan pengalaman tersebut, mantan ketua MPR itu mengimbau para petugas haji untuk bersyukur. Banyak orang yang menginginkan tugas tersebut, tapi yang terpilih hanya ratusan orang. "Ini adalah kebanggaan," kata dia disambut riuh tepuk tangan.
Melayani jamaah haji harus dengan cinta. Meski mereka bukan saudara kandung atau orang tua sendiri, tetap harus dilayani dengan kasih sayang. Dengan cinta, pelayanan akan berjalan dengan baik. Penyelenggaraan haji akan berjalan dengan memuaskan. Citra bangsa ini akan semakin baik di mata dunia.
Kementerian Agama (Kemenag) menyeleksi masyarakat yang mendaftarkan diri menjadi petugas haji. Ada seleksi administrasi dan dokumen. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan program kerja. Setelah itu ada tes pengetahuan.
Infografis Biaya Haji
Tahun ini tes juga dilaksanakan berbasis komputer atau computer assisted tes (CAT). Ujian semacam ini juga dilaksanakan untuk seleksi petugas kloter di tingkat daerah. Sistem seperti ini pertama kali kita laksanakan, kata Sekretaris Jenderal Kemenag Prof Dr Nursyam.
"Transparansi adalah tujuan yang diharapkan dari tes tersebut. Tidak ada korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam proses ini. Apa ada dari kalian yang memberikan uang kepada panitia? Tidak, "kata dia saat memaparkan kebijakan prioritas lembaga yang dikelolanya pada Ahad (27/5).
Petugas Haji
Menjadi petugas haji harus dibarengi dengan niat yang ikhlas. Konsistensi niat tersebut harus terjaga, sehingga tugas melayani para jamaah terlaksana dengan baik. Prioritas utama adalah melayani jamaah haji.
Tugas yang dihadapi harus betul-betul dipelajari. Ada perpindahan orang dalam jumlah besar: 221 ribu orang dari negeri ini ke Tanah Suci. Jumlah itu jauh berbeda dengan jamaah haji Malaysia yang hanya 24 ribu orang.
Belum lagi persoalan kultur dan iklim yang berbeda. Cuaca di Indonesia tak begitu panas. Sedangkan di sana cukup panas. Kondisi ini kalau tidak dipersiapkan dengan baik akan berdampak pada kesehatan.
Adalagi kondisi jamaah berisiko tinggi: yang berusia lanjut dan kondisi kesehatannya menurun. Tim kesehatan nantinya bergerak melayani mereka. "Alhamdulillah kinerja tim kesehatan semakin baik. Tahun ini jumlah mereka ditambah untuk meningkatkan pelayanan," kata Nursyam.
Jamaah Haji Lansia
Panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) secara keseluruhan juga turun langsung melayani jamaah. ada petugas pelayanan umum yang membersihkan kotoran jamaah haji. Ada juga yang menggotong dan menggendong jamaah haji yang sudah tua.
Secara umum, tingkat kepuasan jamaah haji terus meningkat. Pada 2014 angkanya 81,52 persen. Tahun berikutnya meningkat menjadi 82,67 persen. Pada 2016 kepuasan mereka bertambah menjadi 83,83 persen. Sedangkan tahun lalu angkanya adalah 84,85 persen.
"Tahun ini saya tidak minta kenaikan yang banyak, hanya 0,15 persen untuk mencapai angka 85 persen, dari puas menjadi sangat puas. Sanggup?" tanya Nursyam. Para petugas dengan serentak menyanggupi permintaan tersebut. n