Ahad 27 May 2018 17:50 WIB

Kemenag Pantau Perluasan Mina

Pemerintah Arab Saudi diminta menyelesaikan persoalan Mina Jadid

Rep: Fitriyan Zamzami/Antara/ Red: Agung Sasongko
Mina
Mina

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Agama memantau rencana Arab Saudi melakukan perluasan kawasan Mina atau disebut Mina Jadid dengan bangunan bertingkat untuk menampung jamaah haji yang biasa menginap di tenda saat lempar jumrah dan transit untuk wukuf di Arafah.

Kendati terjadi polemik soal Mina Jadid, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali mengatakan Kemenag meminta pemerintah Arab Saudi melakukan langkah nyata menyelesaikan persoalan Mina Jadid tersebut.

"Soalnya ada yang memperbolehkan dan ada yang tidak memperbolehkan. Terjadi perbedaan pendapat para ahli fikih soal Mina yang diperluas menjadi Mina Jadid itu," kata Nizar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (27/5).

Ada pun perbedaan pendapat di antara para ahli fikih itu karena memandang sah tidaknya menginap atau mabit Mina Jadid sebagai bagian dari wajib haji.

Kapasitas Mina yang tetap, sementara jamaah haji yang banyak membuat otoritas Saudi berupaya melakukan perluasan kawasan itu agar dapat mengurangi kepadatan jamaah di kawasan itu.

Dalam perkembangannya di kawasan perluasan Mina akan dibangun dengan dipan bertingkat sehingga bisa menampung banyak jamaah.

"Sesuai dengan informasi, ada wacana pembangunan dipan bertingkat dan kedepannya akan dibangun bangunan permanen untuk jemaah haji," kata dia.

Dirjen PHU mengatakan akan terus memantau perkembangan perluasan Mina itu seiring dengan kebutuhan masa kini. "Di sana kita nggak bisa menambah ruang dan toilet dan kemah. Dan terjadi, tahun lalu, di Mina begitu rusuh, lorong jadi tempat tidur jamaah," kata dia.

Kepadatan di Mina, kata dia, juga memberi dampak bagi jamaah haji Indonesia. Selain harus bergumul dengan jamaah dari lintas negara, jamaah Indonesia juga harus terkendala oleh datangnya haji furoda yang menggunakan tenda-tanda untuk jamaah.

Haji furoda merupakan haji di luar kuota tetapi mendapatkan visa khusus dari pemerintah Arab Saudi. Selain persoalan itu, kepadatan jamaah juga akan memberi dampak pada antrian di toilet.

Untuk mengantisipasi hal itu, Nizar meminta pemerintah Arab Saudi menyediakan toilet portable atau bergerak. "Saya nggak membayangkan antrian toilet berjam-jam. Kami minta tambahan toilet urinoir," kata dia.

Sandal Gratis

Pihak Kementerian Kesehatan menyatakan akan menyediakan puluhan ribu sandal buat dibagi-bagikan pada jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. Hal itu merupakan rangkaian menghadapi kemungkinan panasnya cuaca di Tanah Suci pada musim haji tahun ini.

"Biasanya mereka (para jamaah haji) sandalnya ketinggalan. Bahaya, kakinya bisa terbakar," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Eka Jusup Singka, dalam paparannya pada pembekalan petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede, Ahad (27/5). Menurut dia, tim kesehatan berencana membeli sebanyak 20 ribu sandal untuk keperluan tersebut.

Para jamaah yang kehilangan sandal bisa langsung mendapatkan secara gratis dari petugas di Tanah Suci. Srlain sandal, tim kesehatan juga akan membagi-bagikan payung, masker, dan penyemprot air untuk menyiapkan para jamaah menghadapi cuaca panas.

Dr Eka menuturkan, rerata suhu di Tanah Suci pada musim haji nanti berkisar 53 derajat selsius. Tingkat cuaca itu beresiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti heatstroke. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement