Senin 02 Jul 2018 11:00 WIB

Kementerian Haji Saudi Rampungkan Rencana Katering Haji

Ini menjadi eksperimen internasional pertama menyediakan katering dalam jumlah besar.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Katering Haji
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari
Katering Haji

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Haji Arab Saudi telah menyelesaikan persiapan rencana katering untuk jamaah haji. Kementerian mendistribusikan bahan makanan yang akan diberikan pada jamaah luar negeri. Ini merupakan bagian dari peningkatan layanan haji Saudi tahun 2018. 

Keputusan tersebut menyusul pelatihan yang dihadiri lebih dari 600 petugas Tawafa dan perwakilan layanan jamaah domestik. Ini akan menjadi eksperimen internasional pertama untuk menyediakan layanan katering bagi massa dalam jumlah besar. 

Pelatihan digelar atas kerja sama dengan Institut Penjaga Dua Masjid Suci untuk Penelitian Haji di Al-Qura University di Makkah. Dalam proyek awal, eksperimen baru akan mencakup 15 persen jamaah haji internasional. Proyek akan terus berkembang dengan cakupan 45 persen jamaah pada 2020 atas bantuan sejumlah lembaga dan organisasi.

"Ini adalah inisiatif inovatif Kementerian untuk memastikan kenyamanan jamaah haji," kata pejabat senior kementerian yang tak mau disebutkan namanya, seperti dilansir Saudi Gazette, Senin (2/7). 

Proyek ini juga seiring dengan upaya kementerian menyediakan pelayanan yang lebih baik bagi para tamu Allah. Mereka datang dari seluruh belahan dunia untuk menunaikan kewajiban haji di satu tempat suci, yakni Makkah, Arab Saudi.

Baca juga, Kemenkes: Persiapan Kesehatan Haji Sudah Siap

Makanan adalah aspek penting dalam berhaji karena berpengaruh pada proses ibadah. Di masa lalu, masih banyak kasus makanan yang tidak higienis terdistribusi pada jamaah sehingga menyebabkan gangguan rangkaian ritual. Menurut pejabat tersebut, inilah alasan mengapa kementerian memulai proyek katering. Pelayanan tersebut sebenarnya bukan yang pertama kali. 

Sejumlah organisasi Tawafa telah menjalankan sistem ini sejak musim haji 1424 Hijriah di bawah pengawasan Kementerian Haji. "Kami banyak belajar baik dan buruknya sistem ini, kami ingin mengenalkan kembali dalam cara yang lebih baik," kata dia. 

Makanan yang didistribusikan juga akan mencakup ke beberapa negara dengan mempertimbangkan selera. Dalam sejumlah eksperimen, level kepuasannya bisa mencapai 92 persen. Ia mengatakan proyek baru tidak hanya fokus pada pasokan kualitas dan kuantitas. Namun, juga memastikan penggunaan maksimal sumber daya. 

"Kami akan mengurangi penggunaan air sampai 75 persen dalam sistem ini jika dibandingkan saat menggunakan dapur tradisional," kata dia. 

Baca juga, Jamaah Boleh Berhaji Lagi Setelah 10 Tahun

Sistem tersebut juga akan menghemat 18 ribu meter persegi lahan di tanah suci yang sebelumnya digunakan untuk toko makanan. Sistem pun berkontribusi pada pengurangan jumlah visa berhubungan dengan tujuan makanan sebanyak 80 persen.

Selain itu, sistem dapat membantu mengurangi hingga 4.500 perjalanan truk makanan selama hari puncak haji. Juga, menghindari tumpukan sampah hingga 20 persen. 

Kementerian telah menyerukan bagi para pakar katering dan makanan untuk memberikan opini terkait inisiatif ini. Mereka ingin proyek berjalan tanpa kesalahan berarti.

"Kami berkomitmen untuk melanjutkan program ini, kami mengundang proposal dari penyedia layanan misi dan haji luar negeri," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement