Selasa 10 Jul 2018 09:02 WIB

Kuota Haji Bahrain Tahun Ini Meningkat 21 Persen

Tahun ini, jumlah jamaah dari Bahrain yang akan pergi haji sebanyak 5.625 orang.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Andi Nur Aminah
rombongan jamaah haji Bahrain (ilustrasi)
Foto: gettyimages.fr
rombongan jamaah haji Bahrain (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, AL MANAMAH -- Bahrain mendapatkan peningkatan kuota haji sebesar 21 persen untuk musim haji 2018. Ketua komite koordinasi Misi Medis Haji Bahrain Dr Ibrahim Obeid mengatakan akan lebih banyak jamaah asal Bahrain yang dapat melakukan perjalanan ibadah haji ke Tanah Suci tahun ini.

Tahun ini, jumlah jamaah dari Bahrain yang akan pergi haji ialah sebanyak 5.625 orang. Jumlah kitu termasuk warga Bahrain dan ekspatriat (pekerja asing), yang berjumlah 1.000 lebih dibandingkan tahun lalu.

Kuota haji telah menjadi sebuah masalah sejak 2014. Saat itu, Kementerian Haji Arab Saudi mengurangi jumlah jamaah dari masing-masing negara, karena adanya proyek perluasan yang berlangsung di Masjid Al Haram. Kuota haji bagi Bahrain pun menurun menjadi 3.700 orang. Namun, jumlah kuota haji pun berangsur meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Baca: Emirates Siapkan 33 Penerbangan Ekstra untuk Jamaah Haji

Otoritas Saudi biasanya mengalokasikan 1.000 tempat bagi setiap juta Muslim per negara. "Kami senang melihat lebih banyak jamaah dapat berpartisipasi dalam Haji tahun ini dan misi medis siap untuk membantu mereka," kata Obeid, dilansir di GDNonline, Selasa (10/7).

Sementara itu, Obeid meyakinkan jamaah untuk waspada terhadap risiko penyakit menular. Karena hampir dua juta orang dari seluruh dunia akan memenuhi Tanah Suci pada pelaksanaan ibadah haji nanti.

Ia mengatakan, potensi risiko wabah dan penularan penyakir menular memang berkurang. Namun, hal itu menurutnya tetap tidak dapat dikesampingkan. Karena itulah, sebagaimana di negara-negara Teluk, ia mengatakan bahwa Bahrain mewajibkan vaksin bagi jamaah.

Pemberian vaksin dilakukan guna melindungi jamaah dari bahaya meningitis dan influenza, yang merupakan dua kemungkinan utama penyakit di wilayah tersebut. Sejauh ini, pihaknya belum mendapatkan laporan penyakit menular mematikan pada haji. Bahkan, saat kasus Mers-Cov dilaporkan di Arab Saudi.

Namun, Obeid mengatakan jamaah di Tanah Suci begitu padat dan berdekatan. Beberapa negara berkembang, menurutnya, memiliki risiko penyakit seperti hepatitis. Karena itulah, ia mengatakan diperlukan pendidikan tentang kebersihan.  "Tetapi kami menyelenggarakan sesi-sesi kesadaran bagi jamaah haji terkait kebersihan tangan, pentingnya memakai masker dan melaporkan segala jenis ketidaknyamanan ke klinik selama haji," lanjutnya.

Obeid mengatakan, penularan penyakit bisa terjadi melalui makanan, penyakit yang terbawa dari air, serta penyakit pernafasan karena berdesak-desakan. Karena itulah, ia menghimbau agar jamaah menutupi wajah saat bersin atau batuk dan mereka tidak boleh berbagi botol air.

Arab Saudi memiliki persyaratan vaksinasi yang ketat bagi jamaah sebelum melakukan perjalanan ke sana. Sementara itu, adapula rencana untuk mengatasi risiko kesehatan selama dan setelah haji. Namun, Obeid mengatakan ada lebih banyak kekhawatiran tentang kesehatan jamaah yang memiliki sakit kronis dan paling rentan. "Ada kekhawatiran yang pasti tentang pasien penyakit kronis dan juga orang tua, anak-anak dan wanita hamil," ujarnya.

Pasalnya, mereka memiliki dua kasus jantung tahun lalu, yang harus segera dibawa kembali ke Rumah Sakit BDF. Salah satu dari mereka membutuhkan tindakan angiografi. Dalam hal ini, Obeid menyarankan para pasien untuk berkonsultasi dengan dokter mereka sendiri sebelum berangkat haji dan mempersiapkan obat-obatan yang cukup. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement