IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Perekaman biometrik yang dilakukan kloter satu jamaah calon haji embarkasi Surabaya mengalami kendala. Setengah dari 12 unit alat perekaman biometrik tidak bisa difungsikan. Akibatnya, perekaman biometrik yang dilakukan sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, baru menyelesaikan 30 dari total 450 jamaah calon haji.
"Yang enam memang belum bisa digunakan. Lagi ada gangguan," kata petugas yang melakukan perekaman saat ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Sukolilo, Surabaya, Senin (16/7).
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Jawa Timur Faridul Ilmi membenarkan adanya gangguan pada beberapa unit perekaman biometrik, yang aplikasinya dibeli langsung dari Dubai tersebut. Namun demikian, Farid tidak bisa memastikan gangguan apa yang dialami. Farid hanya meyakinkan permasalahan tersebut akan bisa segera diatasi.
"Iya memang ada masalah, tapi gak ngerti masalahnya kenapa. Yang pasti sudah dikoordinasikan dengan pihak imigrasi di sana (Arab Saudi) dan akan segera diatasi," ujar Farid.
Jamaah calon haji embarkasi Surabaya melakukan perekaman biometrik di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Sukolilo, Surabaya, Senin (16/7).
Farid menjelaskan, perekaman biometrik dilakukan untuk mempermudah jamaah calon haji saat mendatangi tanah suci. Proses yang pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan di bandara kedatangan di Arab Saudi, tahun ini untuk pertama kalinya dilakukan di Indonesia. Sehingga dihatapkan jamaah calon haji tidak terlalu lama menunggu saat tiba di tanah suci, karena tidak harus melakukan perekaman biometrik.
Biometrik adalah metode untuk mengenali seseorang berdasarkan ciri-ciri fisik, karakter, dan perilakunya secara otomatis. "Proses pengenalannya nanti melalui retina, sidik jari, pola wajah dan sebagainya. Ini untuk mempermudah biar nanti sesampainya di sana (Arab Saudi) prosesnya tidak lama, jadi jamaah tidak menunggu terlalu lama," kata Farid.