Selasa 17 Jul 2018 16:19 WIB

Kemenag NTB Terapkan Pemeriksaan Terpadu di Asrama Haji

paspor, kesehatan, rekam biometrik, hingga barang bawaan diperiksa di Asrama Haji.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Calon jamaah haji (CJH) Nusa Tenggara Barat (NTB) kloter pertama di Asrama Haji NTB, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Calon jamaah haji (CJH) Nusa Tenggara Barat (NTB) kloter pertama di Asrama Haji NTB, Selasa (17/7).

IHRAM.CO.ID, MATARAM -- Ribuan calon jamaah haji (CJH) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersiap menuju Tanah Suci. Data Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB menyebutkan, total CJH NTB pada musim haji 2018 mencapai 4.518 jamaah yang terbagi atas sepuluh kelompok terbang (kloter). 455 CJH dari kloter Lombok Tengah menjadi yang pertama berangkat pada Selasa (17/7) malam.

Tak seperti prosesi musim haji sebelumnya, pada musim haji tahun ini, Kanwil Kemenag NTB melakukan sistem pemeriksaan terpadu di Asrama Haji NTB. Segala hal yang berhubungan dengan CJH, mulai dari paspor, kesehatan, rekam biometrik, hingga barang bawaan dilakukan di Asrama Haji NTB yang berada di Jalan Lingkar Selatan, Mataram, NTB.

photo
Calon jamaah haji (CJH) Nusa Tenggara Barat (NTB) kloter pertama di Asrama Haji NTB, Selasa (17/7).

Dengan demikian, para CJH akan langsung masuk pesawat begitu tiba di Bandara Internasional Lombok. Sehari sebelum keberangkatan, para CJH diwajibkan berada dan menginap di asrama ini.

Pantauan Republika.co.id, prosesi pemeriksaan berjalan tertib. Para CJH bersama barang bawaannya harus melewati mesin X Ray untuk diperiksa sebelum memasuki gedung utama Asrama Haji NTB. Gedung ini  menjadi titik kumpul sebelum menuju Bandara Internasional Lombok.

Petugas bandara yang memeriksa menemukan sejumlah barang yang tidak diperkenankan dibawa. Seperti korek api, air mineral, hingga gunting.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB Sirajuddin mengatakan, pemeriksaan terpadu kali ini merupakan buah dari evaluasi musim haji sebelumnya. "Karena sesuai evaluasi kita, ini konsep betul-betul seperti ruang tunggu bandara," ujarnya di Asrama Haji NTB, Selasa (17/7).

Pengalaman sebelumnya, kata dia, proses pemeriksaan barang bawaan di bandara membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal tersebut membuat banyak CJH yang harus mengantre di dalam bus menunggu giliran. "Kalau pakai pola lama yang paling riskan itu rombongan akan menunggu sampai bus terakhir, itu kan panjang dan lama sementara bus tidak tersedia toilet, makanya kita ubah untuk di ruangan ini, ada toilet dan AC," lanjutnya.

photo
Calon jamaah haji (CJH) Nusa Tenggara Barat (NTB) kloter pertama di Asrama Haji NTB, Selasa (17/7).

Selain pemeriksaan barang bawaan, Asrama Haji NTB juga memberlakukan pemeriksaan kesehatan terakhir. Dia menjelaskan, sebelum tiba di Asrama Haji NTB, para CJH sudah menjalani pemeriksaan kesehatan di tingkat kabupaten/kota.

Sirajuddin menambahkan, para CJH juga harus menjalani proses rekam biometrik di Asrama Haji NTB sebelum terbang. Proses ini memberikan sejumlah kemudahan bagi para jamaah begitu tiba di Tanah Suci. "Jadi begitu sampai Madinah, enggak perlu pemeriksaan (lagi) karena sudah terkoneksi. Pengalaman sebelumnya jamaah sampai lima jam nunggu di sana," kata dia.

Sejumlah perubahan dalam pelayanan haji mendapat sambutan positif dari para CJH. Zaenudin Hambali (70) mengaku gembira dengan pelayanan seperti ini. Menurutnya, hal ini tidak membuat para jamaah lama-lama menunggu di bandara. "Ya lebih enak sekarang ketimbang dulu katanya ngantre panjang, dan banyak menunggunya," ucap Zaenudin.

Zaenudin mengaku sudah tidak sabar menuju Tanah Suci. Ia yang berangkat seorang diri sudah menunggu delapan tahun untuk bisa beribadah haji. "Semoga lancar-lancar saja dan bisa beribadah dengan nyaman," katanya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement