Selasa 17 Jul 2018 22:31 WIB

Jamaah Jalur Cepat Terpuaskan

Proses pemeriksaan keimigrasin hanya berlangsung sekitar lima menit.

Jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede melalui jalur cepat keimigrasian di Bandara AMA Madinah, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede melalui jalur cepat keimigrasian di Bandara AMA Madinah, Selasa (17/7).

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji kloter pertama dari Embarkasi Jakarta-Bekasi jadi yang pertama menggunakan fasilitas fast track alias jalur cepat keimigrasian pada musim haji kali ini. Mereka menyatakan puas dengan layanan yang disiapkan di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMA), Madinah tersebut.

“Cepat banget, hanya lima menit tadi,” kata Ahmad Ali Maksum (50 tahun) seorang jamaah asal Jakarta di Bandara AMA, Selasa (17/7) seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id Fitriyan Zamzami dari Madinah.

Ia menceritakan, begitu turun dari pesawat langsung diarahkan petugas menuju pemeriksaan bea cukai untuk kemudian diarahkan ke bus. Pesawat yang ia naiki dari Bandara Soekarno Hatta mendarat di Bandara AMA Madinah sekitar pukul 14.35 waktu setempat.

Ia sudah nampak mengambil kopernya dari pemindai bea cukai pukul 14.15 waktu setempat. Selanjutnya ia berjalan ke bus yang jaraknya sekitar 50 meter saja dari pintu keluar bandara.

Cepatnya proses keimigrasian tersebut karena ia sudah melakukan perekaman biometrik sebelumnya di Embarkasi Jakarta-Pondok Gede. Dari situ, kemudian dilakukan pre departure cleareance sehingga tak perlu lagi diperiksa keimigrasian Arab Saudi ketika mendarat di Tanah Suci.

Menurut Ali Maksum, pemeriksaan dan pemindaian biometrik di Tanah Air memang tak sebentar. Kendati demikian ia memaklumi karena layanan itu baru pertama kalinya dilakukan pada musim haji kali ini. Ia juga mengatakan lebih memilih harus diperiksa di Tanah Air ketimbang di Tanah Suci.

Jamaah lain yang juga menyatakan kepuasaanya adalah Huryani Darip dari Klender. Jamaah berusia 71 tahun itu mengatakan sudah beberapa kali naik haji. “Ini yang ke //tsalatsah,” kata dia seakan berpindah ke mode Bahasa Arab begitu tiba di Tanah Suci.

Ia mengingat, saat naik haji pada 1994, pemeriksaan yang memakan waktu lama bukan hanya di Tanah Suci saja. Ia juga diperiksa cukup lama di Tanah Air. “Dulu lama sekali, sekarang cepat. Saya puas,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement