Rabu 18 Jul 2018 00:40 WIB

Jamaah Iran 'ke Kantor', Jamaah Pakistan Semarak

Ibadah haji mempersatukan warga Muslim dunia meski pemerintahnya bersitegang

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Calon jamaah haji asal Iran ketika berada di Bandara AMA, Madinah, Selasa (17/7).
Foto: FITRIYAN ZAMZAMI/REPUBLIKA
Calon jamaah haji asal Iran ketika berada di Bandara AMA, Madinah, Selasa (17/7).

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Gelombang jamaah haji dari berbagai negara mulai datang memenuhi Madinah, Selasa (17/7). Di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, kontras kebudayaan tempat asal masing-masing jamaah nampak menyolok.

“Mereka memang tiap hari seperti ini pakaiannya,” ujar Khalid (45 tahun) di pintu Terminal Haji, Bandara AMA, Madinah. Ia mengenakan kemeja putih rapi dengan celana kain tanpa kusut dan sepatu pantalon. Berasal dari Tehran, Iran, ia dan rekan-rekan senegaranya datang ke Tanah Suci laiknya hendak pergi ke kantor. Tak hanya kemeja, sebagian juga dengan setelan jas lengkap.

Tahun ini menandai diperbolehkannya kembali jamaah Iran melaksanakan ibadah haji setelah boikot dua tahun sejak 2016. Sebanyak 85 ribu akan berangkat dari sembilan daerah di Iran.

Sementara jamaah perempuan negara itu nampak seragam mengenakan chador alias baju longgar hitam dengan jilbab panjang tanpa cadar. Pakaian yang dikenakan jamaah perempuan Iran tersebut nampak kontras dengan pakaian jamaah perempuan dari Asia Selatan seperti Pakistan dan India. Pakaian jamaah perempuan wilayah itu penuh corak bebungaan berwarna-warni seperti di film-film Bollywood.

Prianya, hampir semua mengenakan kemeja panjang selutut berwarna putih, terkadang dengan rompi hijau atau hitam. “Namanya shalwar kamiz,” kata salah seorang jamaah Pakistan saat ditanyai Republika.

Jamaah pria Afghanistan juga mengenakan pakaian serupa. Yang membedakan, kebanyakan dari Afghanistan kebanyakan mengenakan sorban dengan jenggot yang dipelihara hingga mencapai dada.

Lain lagi jamaah Turki. Para prianya lebih mirip pelancong ke lokasi-lokasi wisata tropis. Celana jeans dan kemeja berkerah tak jarang nampak di antara mereka. Sementara yang perempuan kebanyakan berjilbab lebar.

Pada Jumat (20/7) nanti, akan datang jamaah dari Cina. “Ada 12 ribu yang akan berhaji dari Cina, tahun ini,” kata Syamsuddin, seorang petugas Komisi Haji Cina yang tengah mengurusi administrasi penjemputan jamaah. Ia dan empat rekannya berpakaian kasual dengan jeans dan kaos oblong saja.

Menurutnya, ada enam daerah yang nantinya mengirimkan jamaah ke Tanah Suci. Daerah-daerah itu memiliki rentang budaya yang berbeda pula. Yang berangkat dari Beijing dan Zichuan kemungkinan berasal dari etnis Hui, etnis asal Syamsuddin. Mereka punya pakaian khas baju koko seperti yang di Indonesia dan kopiah putih.

Lain lagi yang berangkat dari Urumqi, Xinjiang. Etnis Uighur di daerah itu punya budaya yang lebih mirip wilayah-wilayah di Asia Tengah.

Pemandangan di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz itu seperti oase di tengah rerupa kabar soal perselisihan diplomatik dunia. Bagaimanapun pemerintahan masing-masing bersitegang, warga Muslim mereka dipersatukan oleh ibadah Haji. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement