IHRAM.CO.ID, TANGERANG -- Sebanyak empat kelompok terbang (terbang) yang terdiri dari 1.640 calon jamaah haji (calhaj) asal Jawa Barat diberangkatkan pada Rabu (18/7) dini hari. Mereka berangkat menggunakan maskapai Saudi Arabian Airlines dari Bandara Soekarno-Hatta.
Calhaj yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta akan menikmati sistem baru keimigrasian yang disiapkan oleh Pemerintah Arab Saudi dan PT Angkasa Pura II (Persero). Sistem baru keimigrasian akan mempersingkat proses masuk calhaj Indonesia ke Arab Saudi.
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah dari Kementerian Agama, Nizar Ali mengatakan, proses masuk sebuah negara biasanya harus melakukan foto biometrik, rekam sidik jari, verifikasi data dan stempel visa. Calhaj Indonesia melakukan foto biometrik dan rekam sidik jari di semua embarkasi.
Ia menerangkan, hanya calhaj yang berangkat ke Arab Saudi melalui Bandara Soekarno-Hatta yang melakukan verifikasi data dan stempel visa sejak di bandara. "(Sistem baru keimigrasian) baru di Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta) karena SDM dari Arab Saudi yang ke sini terbatas," kata Nizar kepada Republika.co.id di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (17/7) malam.
Tahun sebelumnya, calhaj Indonesia melakukan foto biometrik, rekam sidik jari, verifikasi data dan stempel visa saat tiba di Arab Saudi. Mereka harus antre selama empat sampai lima jam untuk mengikuti semua prosesnya agar bisa masuk ke Arab Saudi.
Kementerian Agama menilai pengambilan foto biometrik dan rekam sidik jari di semua embarkasi akan mempersingkat proses masuk ke Arab Saudi. Verifikasi data dan stempel visa yang dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta akan lebih mempersingkat proses masuk ke Arab Saudi.
Nizar menjelaskan, sebelumnya telah meminta Kerajaan Arab Saudi menerapkan sistem baru keimigrasian di semua bandara yang memberangkatkan calhaj. "Kita kemarin minta semua di bandara karena ini sangat bermanfaat sekali bagi jamaah, ini memangkas masa antre yang panjang," ujarnya.
Ia menyampaikan, karena keterbatasan waktu dan SDM maka diputuskan dua bandara saja yang menggunakan sistem baru keimigrasian. Namun karena SDM terbatas akhirnya sistem baru keimigrasian hanya diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta. Jika penerapannya di Bandara Soekarno-Hatta sukses, dia berharap tahun depan seluruh bandara embarkasi akan menerapkan sistem baru keimigrasian.
Nizar mengatakan, kondisi calhaj di Indonesia masih fit sehingga dapat melakukan proses keimigrasian dengan baik. Calhaj yang melakukan proses keimigrasian di Arab Saudi, mungkin kondisinya masih kelelahan karena baru saja melakukan perjalanan panjang. Dengan sistem baru keimigrasian ini, saat calhaj sampai di Arab Saudi, mereka bisa langsung ke hotel untuk istirahat.
"Bersyukur mendapat pelayanan dari imigrasi Arab Saudi yang bersedia mengalihkan proses keimigrasian ke sini (Bandara Soekarno-Hatta)," ujarnya.