IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Arab Saudi memperkenalkan Rute Makkah di Indonesia pada musim haji tahun ini. Meski demikian, inisiatif tersebut baru dapat dinikmati jamaah haji yang berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.
Malaysia menjadi negara pertama yang mencobanya pada musim haji tahun lalu. Uji coba hanya dilakukan pada sebagian jamaah. Sedangkan seluruh jamaah Malaysia menikmatinya tahun ini. Arab Saudi secara resmi meluncurkannya di Malaysia pada Selasa (17/6) lalu.
Rute Makkah memungkinkan jamaah mendapatkan manfaat pre-clearance dari imigrasi dan layanan lain yang akan memfasilitasi perjalanan mereka untuk melakukan ibadah haji. Jamaah memproses keimigrasian kedatangan di Arab Saudi di bandara keberangkatan.
Baca juga: Ada Layanan Imigrasi Cepat di Bandara Soekarno-Hatta
Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler Kementerian Agama Nasrullah Jasam mengatakan inisiatif ini baru uji coba di Indonesia. Sehingga berlaku hanya untuk jamaah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta saja.
Menurutnya, kebijakan tersebut membutuhkan alat, sarana prasarana dan sumber daya manusia yang tidak sedikit sehingga belum bisa diberlakukan serentak. Selain itu, butuh koordinasi dengan bandara untuk menyediakan akomodasi yang diperlukan, seperti ruang tunggu jamaah yang luas.
Sementara di bandara daerah belum dapat menyesuaikan kebutuhan tersebut, apalagi dengan jadwal keberangkatan yang padat. Mekanisme ini butuh ruang tunggu dan waktu lebih leluasa. Meski demikian, pelayanan akan dikembangkan karena secara umum jalur cepat sangat memudahkan proses transfer jamaah.
"Proses imigrasi yang seharusnya dilakukan di Arab Saudi jadi dipindahkan ke bandara di Indonesia, sehingga saat tiba di bandara Jeddah atau Madinah nanti mereka langsung masuk jalur cepat menuju bus, tidak melalui imigrasi dan bea cukai lagi," kata dia pada Republika.co.id.
Nasrullah mengatakan jamaah yang mendapatkan fasilitas uji coba ini adalah jamaah dari Jawa Barat, Jakarta, Lampung dan Banten. Jumlahnya kurang lebih 60 ribu orang. Kedepannya, diharapkan inisiatif program tersebut dapat terus berkembang.
Menurut pejabat Saudi, jamaah hanya butuh 15 menit untuk memproses kedatangan satu kelompok terdiri dari 500 orang. Rute Makkah adalah salah satu inisiatif dari Program Transformasi Nasional (NTP) 2020 yang sedang dilaksanakan sebagai bagian dari Visi Saudi 2030 untuk meningkatkan layanan bagi jamaah haji.
Proses ini di bawah pengawasan tim Saudi yang dipimpin Kementerian Dalam Negeri. Layanan Rute Makkah telah dilaksanakan selama musim haji terakhir pada 1438 H (2017) pada sebagian jamaah Malaysia dan berlaku untuk semua jamaah Malaysia pada tahun ini 1439 H (2018).
Keputusan memulai layanan di Malaysia dan Indonesia adalah hasil permintaan dari sejumlah besar jamaah kedua negara. Menurut pejabat Saudi, layanan ini akan diperluas mencakup jamaah dari negara-negara tambahan di tahun-tahun mendatang.
Rute Makkah termasuk penerbitan visa, penyelesaian bea cukai dan prosedur paspor, memastikan kepatuhan dengan persyaratan kesehatan, serta menyortir bagasi sesuai dengan transportasi dan pengaturan akomodasi di Arab Saudi. Jamaah menyelesaikan prosedur ini sebelum keberangkatan sehingga sangat memudahkan proses kedatangan di Saudi.
Layanan ini memungkinkan mereka langsung menuju ke akomodasi di Makkah dan Madinah tanpa berurusan dengan prosedur kedatangan yang memakan waktu. Bagasi ditangani oleh agen layanan yang mengangkut bagasi langsung ke tempat tinggal jamaah.