Ahad 22 Jul 2018 12:11 WIB

Hujan Diperkirakan Turun di Madinah

Jamaah diminta melindungi diri dengan payung hingga botol semprotan.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Indira Rezkisari
Jamaah haji dari Embarkasi Padang tiba di Bandara AMA Madinah. Mereka merupakan jamaah perdana asal Tanah Air uang tiba di Tanah Suci, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji dari Embarkasi Padang tiba di Bandara AMA Madinah. Mereka merupakan jamaah perdana asal Tanah Air uang tiba di Tanah Suci, Selasa (17/7).

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji diminta mewaspadai perubahan cuaca yang diperkirakan akan terjadi pekan ini di Tanah Suci. Pada akhir pekan ini diperkirakan akan turun hujan di Makkah dan Madinah.

Staf Informasi, Sosial, dan Budaya KJRI Madinah, Fauzi Husni mengatakan, Kamis (26/7) pekan ini dan seterusnya diperkirakan akan turun hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah Arab Saudi. Fenomena tersebut juga akan disertai petir di sejumlah wilayah termasuk Mekkah dan Madinah. “Mohon waspada, biasanya ramalan BMKG Arab Saudi akurat,” kata Fauzi ketika dihubungi wartawan Republika.co.id, Fitriyan Zamzami, Ahad (22/7) dari Madinah.

Berdasarkan pantauan, cuaca di Madinah masih berkisar di rentang 26 derajat celcius pada pagi hari dan diperkirakan mencapai 41 derajat celcius pada sore hari. Angin yang berhembus terasa lembab.

Koordinator Tim Promosi/Preventif (TPP) Kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi di Madinah, Dian Shinta menyatakan, perubahan cuaca, suhu, maupun kelembabannya yang ekstrim seringkali berdampak pada kekebalan tubuh. “Oleh karena itu jamaah dihimbau agar makan tepat waktu dan mengatur waktu istirahatnya,” kata Dian di Madinah.

Guna menyikapi hal itu, ia meminta jamaah tetap menggunakan alat pelindung diri (APD) yang meliputi payung, sandal, kantong plastik sandal, kacamata, masker, dan botol semprotan. Botol semprotan berfungsi ganda sebagai botol minuman dan untuk menyemprot area wajah dan tubuh lengkap saat keluar dari pondokan.

Selain itu, jamaah juga diimbau membawa perbekalan makanan ringan seperti kurma atau roti di dalam tas. "Ini yang selalu dibawa agar ketika jamaah terhambat tidak bisa kembali ke pondokan tepat waktu. Bekal tersebut bisa dimakan untuk mengisi ulang energi,” kata dia.

Dian juga meminta jamaah membatasi aktivitas di luar pondokan yang tak perlu . Misalnya, belanja atau jalan-jalan, terutama saat cuaca tidak baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement