IHRAM.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan tim khusus pembimbing ibadah untuk jamaah sakit. Mereka akan ditempatkan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) baik di Makkah maupun Madinah.
Pembimbing jamaah sakit disebut PIJU (Pembimbinhg Ibadah Jamaah Uzur). Untuk daerah kerja Makkah, ada empat orang yang ditugaskan membimbing ibadah jamaah di KKIH. Mereka akan bergantian melaksanakan tugas tersebut.
Konsultan Ibadah Seksi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Aswady mengatakan, jamaah sakit membutuhkan dorongan agar mereka memaksimalkan ibadah selama di Tanah Suci. “Tugas pembimbing ibadah adalah memotivasi dan membangkitkan semangat mereka untuk bermunajat kepada Allah,” katanya di Syisyah Makkah, Senin (23/7).
Ketika sakit, jamaah kerap merasakan kepedihan yang luar biasa. Dalam kondisi terbaring, mereka kerap merintih sehingga lupa harus melaksanakan shalat.
Namun, jika diberitahukan mereka berada di Tanah Suci, tempat yang afdhal untuk beribadah, pahala berlimpah di sini, semangat mereka bangkit. Energi positif mereka keluar mengurangi sakit yang mereka rasakan.
Mereka menjadi semangat beribadah. Ada yang langsung berdiri mengambil wudhu. Ada pula yang bertayammum. Kemudian shalat berdasarkan kemampuannya.
Konsultan ibadah biasanya memberitahukan, mereka sudah bersusah payah ke Tanah Suci untuk berhaji. Biasanya jamaah sakit akan menyadari, mereka harus memenuhi rukun haji, di antaranya adalah wukuf di Arafah dan melontar jumrah aqabah.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel ini juga menjelaskan semangat agama benar-benar dirasakan jamaah. Mereka betul-betul termotivasi beribadah semaksimal mungkin.
Aswady pernah mendapati jamaah yang sudah sakit parah, tapi begitu bersemangat untuk berwukuf. Kesadaran keagamaan yang tertanam di dalam diri mereka begitu kuat sehingga mengalahkan sakit yang diderita.
“Luar biasa,” katanya.
Konsultan ibadah juga memberikan konsultasi melalui ceramah agama (tausiyah diniyah) kepada petugas haji. Terkadang ada saja petugas haji dari berbagai seksi menanyakan tentang rentetan ritual haji dari awal hingga akhir.
Masalah yang muncul biasanya terkait dengan sahnya ibadah mereka di tengah melaksanakan tugas. Petugas medis biasanya banyak menanyakan tentang ibadah di Tanah Suci.
Ketika jamaah berdatangan, banyak yang membutuhkan pelayanan medis. Saat itu mereka banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, sementara waktu untuk melaksanakan rentetan ibadah haji tidak banyak.
“Kami selalu siap memberikan bimbingan ibadah,” kata Aswady.
Sebanyak 19 konsultan ibadah melayani jamaah haji tahun ini. Jumlah itu lebih banyak dari tahun sebelumnya. Khusus untuk tahun ini, konsultan ibadah disebar ke sektor-sektor untuk memudahkan jamaah beribadah.