Rabu 25 Jul 2018 11:45 WIB

Obat Batuk Paling Banyak Dikonsumsi Jamaah

Dari 70 ton obat yang ada, sebagiannya adalah obat batuk

Petugas mempersiapkan sejumlah alat keperluan kesehatan untuk calon jamaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (13/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mempersiapkan sejumlah alat keperluan kesehatan untuk calon jamaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (13/7).

IHRAM.CO.ID,  OLEH ERDY NASRUL dari Makkah

MAKKAH — Obat batuk paling banyak diresepkan tim medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia. Biasanya, jamaah mengeluhkan infeksi saluran pernafasan (Ispa) selama berada di Tanah Suci.

“Dari 70 ton obat yang ada, sebagiannya adalah obat batuk,” ujar Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Dr Nirwan Satria di tempat kerjanya pada Selasa (25/7).

Apotek KKHI terus berbenah. Obat-obatan sudah disiapkan di berbagai etalase dan akan dibagikan kepada jamaah yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Mekanismenya adalah merujuk kepada hasil diagnosa dokter yang disampaikan kepada petugas apotek. Setelah itu akan ada pendataan obat yang diberikan kepada pasien. “Semuanya gratis,” imbunya.

Cuaca yang panas dan berdebu memudahkan jamaah terserang Ispa, terlebih mereka yang kelelahan dan kekurangan daya tahan tubuh. Nirwan menyarankan jamaah untuk makan tepat pada waktunya dengan berbagai kandungan gizi. Serat dan protein sangat dibutuhkan untuk menjaga metabolisme.

Untuk menambah serat, jamaah bisa mengonsumsi beragam buah yang dibeli di pusat perbelanjaan. Kandungan gizi di dalam buah menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh.

photo
Infografis Menyiasati Cuaca Panas di Saudi

Nirwan menekankan pentingnya menjaga kesehatan. Jamaah yang biasa merokok harus berusaha semaksimal mungkin untuk tidak merokok di Tanah Suci. Kebiasaan buruk itu memperparah infeksi saluran pernafasan dan mengganggu kekhusyuan beribadah.

Tim kesehatan juga mengontrol kualitas makanan jamaah. mereka meninjau kualitas tempat, bahan, dan kebersihan pekerja. Semua itu dilakukan untuk menjaga kualitas makanan. Jamaah mengonsumsinya dengan baik sehingga kesehatan mereka terjaga.

Musim haji 2018 akan diwarnai dengan suhu sekitar 50 derajat celsius. Pada saat wukuf di Arafah, mereka akan terpapar panas dengan suhu seperti itu. Berdasarkan data Kemenkes beberapa tahun terakhir, gangguan pernapasan menjadi penyakit paling banyak dialami jamaah haji Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement