Kamis 26 Jul 2018 15:07 WIB

Pemulung Asal Probolinggo Ini Pergi Haji

Miskat mendaftar haji dengan berbekal uang lusuh sebesar Rp 3 juta yang diikat karet

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pemulung bernama Miskat ini akan berangkat haji tahun ini
Foto: Istimewa
Pemulung bernama Miskat ini akan berangkat haji tahun ini

IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Miskat (70), calon jamaah haji (CJH) yang tergabung dalam kloter 28 asal Kabupaten Probolinggo ini memiliki cita-cita menjalankan ibadah haji sejak muda. Cita-citanya pun terwujud di tahun ini, meski jalan untuk mewujudkan harapannya tersebut pun terbilang terjal.

Bagaimana tidak, setiap hari, dia mencari nafkah dengan mencari kardus, botol, serta barang barang bekas lain dengan berbekal ronjot dan sepeda tuanya. Duda dua anak tersebut mengaku biasa berkeliling lima desa dari pagi hingga sore untuk mengumpulkan barang bekas, dan menjualnya.

Uang yang didapatnya pun tak menentu. Terkadang hanya Rp 30 ribu, dan bahkan tidak jarang hanya memperoleh Rp 15 ribu. Tak jarang, Miskat membatasi jatah makannya, agar sebagian dari hasil usahanya tersebut, bisa ditabung, untuk mewujudkan harapan ke tanah suci.

"Paling sehari makan dua kali. Sekali makan bisa habis Rp 3.000, kadang Rp 5.000," ujar Miskat saat ditemui, Kamis (26/7).

Uang sisa makan sehari-hari, Miskat kumpulkan di dalam lemarinya. Miskat meyakini, harapannya menginjakan kaki di Baitullah bisa terwujud selama dirinya memiliki semangat untuk menyisihkan sedikit demi sedikit sisa uangnya.

"Ya lama nabungnya. Kalau punya uang, kan ada yang buat makan, ada yang ditabung," ujar bapak dua anak tersebut.

Sampai pada 2010, Miskat mampu mengumpulkan uang hingga Rp 3 juta. Miskat pun mencoba mendatangi Saiful,  pemilik salah satu KBIH di Probolinggo, dan menyampaikan keinginannya untuk berhaji. Kemudian Saiful mengantar Miskat mendaftar haji dengan berbekal uang lusuh sebesar Rp 3 juta yang diikat karet, ditambah dana talangan dari KBIH.

Hingga mendekati satu tahun jatuh tempo pelunasan ongkos haji, Miskat belum bisa melunasi. Hingga akhirnya KBIH menalangi untuk melunasinya, dan Miskan diharuskan menyicil uang pengganti ke KBIH.

Empat bulan menjelang keberangkatan, Miskat mulai sakit sesak. Ia tak dapat melakukan aktivitasnya sebagai pemulung. Namun ia tetap semangat pergi haji untuk bisa berkunjung ke rumah Allah dan menenhok makam Rasulullah.

Bahkan, setibanya di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (Ahes), Miskat kembali jatuh sakit. Hingga saat ini pun Miskat masih dirawat di Rumah Sakit Haji Surabaya, dengan harapan bisa cepat pulih dan bisa mewujudkan cita-citanya berhaji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement