Jumat 03 Aug 2018 15:00 WIB

Jamaah Haji Diimbau Hemat Gunakan Air dan Listrik

Jamaah dilarang menggunakan penanak nasi di hotel.

Jamaah haji Semarang menunggu bus di depan Hotel Al Lulua, Sektor 5, Syisyah, Makkah.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jamaah haji Semarang menunggu bus di depan Hotel Al Lulua, Sektor 5, Syisyah, Makkah.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah mengimbau jamaah haji berhemat menggunakan air dan listrik. Pemanfaatannya harus efisien sehingga tidak berlebihan.

“Seiring kedatangan jamaah haji ke Makkah baik itu kedatangan dari Madinah maupun kedatangan dari Indonesia yang melalui Bandara King Abdulaziz Jeddah, penggunaan fasilitas hotel berupa air dan listrik pun meningkat,” kata Kepala Seksi Perumahan dan Penempatan Daker Makkah Ihsan Faisal pada Jumat (3/8).

Jamaah memanfaatkan listrik biasanya untuk mengisi baterai ponsel, pendingin ruangan, televisi, dan pemanas air. Ihsan berharap tidak ada jamaah yang menggunakan penanak nasi di hotel.

 

Jamaah sejak awal diimbau tidak membawa peralatan masak dan juga melakukan aktivitas masak di penginapan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kebakaran seperti yang terjadi pada 2015,

Ketika itu sebuah kamar di Hotel Sakkab Al Barakah, Aziziyah, terbakar karena penanak nasi pada Kamis (17/9) dini hari sekitar pukul 00.00 waktu Arab Saudi (WAS). Api menghanguskan seluruh isi kamar 801 Lantai 8 Pemondokan 403 itu. Tidak ada korban jiwa, tapi seluruh barang bawaan milik jamaah yang tinggal di kamar itu habis terbakar.

Jamaah yang mengalami kesulitan menggunakan fasilitas hotel, disarankan mengunduh aplikasi haji pintar 2018 di aplikasi android. Dengan mengakses aplikasi itu, jamaah bisa mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan tentang fasilitas jamaah di Tanah Suci.

“Di sana juga ada tutorial penggunaan fasilitas hotel,” jelas Ihsan.

Ihsan juga mengimbau jamaah mematuhi aturan-aturan selama di hotel, di antaranya dilarang merokok di kamar, memasak, dan bergabungnya jamaah berlainan jenis kelamin dalam satu kamar. Jika ada tamu datang, jamaah disilakan menemuinya di lobi, tidak di kamar.

Petugas hotel juga siaga 24 jam. Mereka akan melayani kebutuhan jamaah semampunya.

Daker Makkah menyiapkan 165 hotel dengan beragam kapasitas. Ada yang menampung hingga 15 ribu jamaah. Ada juga yang hanya menampung tiga ratusan orang. Semuanya tersebar di 11 sektor.

Hotel di Makkah tersebar dan berjauhan. Hotel al-Kiswah dan at-Taiser adalah yang terdekat dengan Masjid al-Haram. Dengan berjalan kaki sekitar 800 meter, mereka sudah sampai ke masjid suci untuk melaksanakan umrah atau sekadar itikaf.

Sedangkan hotel di Madinah memiliki pelayanan yang khas. Mereka menyediakan paket ziarah ke sejumlah tempat bersejarah gratis. Hotel menyewakan bus dan membawa jamaah untuk mengunjungi sejumlah masjid.

“Mereka menyewakan bus dan membawa jamaah untuk mengunjungi sejumlah masjid. Jamaah di sana merasakan itu,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Sri Ilham Lubis.

Destinasi ziarah mereka di antaranya adalah Masjid Qiblatain, Masjid Sab’ah, dan lainnya. Pelayanan ini menambah wawasan dan menghibur jamaah haji di tengah aktivitas mereka beribadah di Masjid Nabawi.

Baca juga: Perusahaan Saudi Pelanggar Kontrak Bakal Disanksi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement