Rabu 15 Aug 2018 03:44 WIB

Tantangan Petugas Saat Puncak Haji

Tidak mudah menggerakkan 221 ribu orang dalam waktu sehari.

Siluet Jamaah haji di bukit Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Kamis (31/8).
Foto: Mast Irham/EPA
Siluet Jamaah haji di bukit Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Kamis (31/8).

IHRAM.CO.ID, Laporan wartawan Republika.co.id Erdy Nasrul dari Makkah

MAKKAH -- Puncak haji adalah hari-hari yang membutuhkan pengorbanan dan fokus pada pekerjaan. Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi H Dasir mengatakan tidak mudah menggerakkan 221 ribu orang dari Makkah ke Arafah dalam waktu sehari.

Pada 8 Dzulhijjah jamaah haji menunggu waktu pemberangkatan menuju Arafah. Dalam perjalanan mereka menghadapi lalu lintas padat karena jutaan jamaah haji dari negara lain juga menuju Arafah untuk berwukuf pada keesokan hari. “Kalau tidak menggunakan manajemen dan strategi yang tepat maka akan berantakan,” katanya.

Khorizi mengatakan petugas harus paham betul dengan kinerja yang harus dilakukan selama puncak haji. Komitmen melayani dhuyufurrahman harus betul-betul dipegang dan dilaksanakan.

Pada saat armina, petugas harus memahami bahwa yang harus diprioritaskan adalah melayani jamaah dengan tetap melaksanakan rukun ibadah haji. Mereka harus pandai membagi waktu kapan dan berapa lama harus berwukuf. Setelah itu petugas harus kembali aktif bekerja melayani jamaah haji.

Selama Armina, petugas akan menghadapi berbagai permasalahan. Kesehatan misalkan, jamaah akan mengalami gangguan kesehatan akan ditangani petugas kloter. Bisa juga dilarikan ke tenda perawatan yang sudah disiapkan untuk pelayanan kesehatan.

Katering akan bekerja mengontrol produksi dan distribusi makanan jamaah. Dapur semipermanen akan dimanfaatkan untuk makanan. Dapur tersebut hanya beratapkan spandek yang tak mampu membendung panas Arafah yang pada siang hari mencapai 45 derajat celsius. Bahkan pada puncak haji nanti suhu di sana diprediksi memncapai 50 derajat celsius.

Selama menjalani wukuf, jamaah diimbau banyak beraktivitas di dalam tenda untuk menghindari paparan panas matahari yang sangat menyengat. Konsumsi cairan dan makanan harus dijaga agar kesehatan dan daya tahan tubuh tetap terjaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement