Rabu 15 Aug 2018 10:31 WIB

Abdul Razak Semangat Tunaikan Haji Meski Berkursi Roda

Kaki kanannya diamputasi akibat kecelakaan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Anak-anak dan remaja hingga pria dewasa mengais rezeki dengan menawarkan jasa mengantarkan jamaah dengan kursi roda, pendorong kursi roda tersebut akan kita jumpai di mulut terowongan King Fahd di kawasan Shisha, Makkah.
Foto: Republika/ Amin Madani
Anak-anak dan remaja hingga pria dewasa mengais rezeki dengan menawarkan jasa mengantarkan jamaah dengan kursi roda, pendorong kursi roda tersebut akan kita jumpai di mulut terowongan King Fahd di kawasan Shisha, Makkah.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Keterbatasan tidak menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah haji. Seorang jamaah asal Malaysia, Abdul Razak Said mengalami koma selama satu bulan dan kaki kanannya diamputasi setelah kecelakaan jalan yang serius pada 2005.

Dia merasa diberkahi karena telah mampu melewati periode gelap itu. Dan kini, dia diberi kesempatan untuk memenuhi rukun Islam kelima tahun ini. Allah memanggilnya ke Tanah Suci.

Pria berusia 67 tahun dari Alor Star, Kedah, ini akan melakukan haji bersama istrinya, Juairiah Abd Wahab (65) dan putrinya Nur Adnin Abd Razak (28). Mereka adalah orang terdekat yang selalu merawatnya sejak kecelakaan dan melewati masa-masa sulit.

Ibadah haji bersama adalah sesuatu yang mereka bertiga harapkan sejak umrah berbarengan pada 2012. Abdul Razak yang tidak dapat bekerja lagi sejak kecelakaan mengaku sangat bersyukur atas kebersamaan istri dan anaknya.

Kehadiran mereka sangat membantu dalam bergerak di sekitar hotel dan ke masjid. Baik Juairiah maupun Nur Adnin bergantian mendorongnya di atas kursi roda. Mereka seperti sebuah tim yang saling membantu.

"Saya sangat berterima kasih kepada Tabung Haji karena mengizinkan keluarga saya berbagi kamar sehingga istri dan anak perempuan saya dapat membantu saya," kata Abdul Razak dilansir di New Strait Times, Selasa (14/8).

Ia sebenarnya memiliki kaki prostetik atau kaki palsu, tapi kurang nyaman dipakai terutama untuk waktu yang lama. Juairiah mengenang kecelakaan yang sempat membuat suaminya putus asa itu.

"Dia sedang dalam perjalanan pulang dari shiftnya sebagai penjaga keamanan jam enam pagi saat kecelakaan terjadi, rumah kami di Taman Pelangi. Dia sedang mengendarai motor dan hujan turun. Sebuah bus menabraknya di lampu lalu lintas," katanya.

Selepas kecelakaan, Abdul Razak koma. Ia pun masuk dalam perawatan intensif selama sebulan.

"Kami gembira ketika dia sadar kembali," katanya.

Meski demikian, dokter tetap tidak bisa menyelamatkan kakinya. Putri mereka, Nur Adnin kemudian menjadi perawat utama ayahnya sejak itu. Dia pun merawat ibunya yang juga sering sakit punggung.

Nur Adnin mengatakan dia harus memastikan ayahnya makan dengan benar karena menderita hipertensi dan diabetes. Dia memeriksa kadar gula darah Abdul Razak setiap hari, bahkan di sini.

"Ayah sangat menginginkan haji dan dia mampu melakukannya hingga sejauh ini. Ia juga mandiri, kami sangat bersyukur karena semuanya berjalan lancar, semua orang telah sangat membantu, bahkan dalam penerbangan kami ke Tanah Suci," katanya.

Ia berharap Allah akan meringankan segalanya terutama selama periode Masyair ketika jamaah bergerak dari Makmah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Nur Adnin saat ini mengejar gelar diploma di Institut Institut Latihan Kementerian Kesihatan Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement