Laporan Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi
IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Selesai wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah jamaah mengalami kelelahan ketika sampai di Mina. Mereka harus berjalan jauh sekitar dua kilometer, bahkan ada yang sampai lebih dari kilometer untuk sampai ke jamarat. Jamarat merupakan tempat mereka melaksanakan rukun dan wajib haji yakni melontar jumrah ula, wustha, dan aqabah.
Jamaah mulai tiba di Mina pada Selasa (21/8) yang bertepatan dengan 10 Dzulhijjah. Di sana mereka beristirahat sebentar. Kemudian berjalan kaki menuju jamarat. Di sana mereka melaksanakan lempar aqabah dan tahalul pertama.
Tak sampai di situ, sebagian masih berjalan kaki menuju Syisyah, lalu Mahbas Jin, melewati terowongan panjang untuk sampai ke Terminal Bab Ali Masjidil Haram sekitar tiga hingga empat kilometer. Tampak jamaah masih berihram dari berbagai usia. Mereka melaksanakan tawaf ifadah yang merupakan rukun haji terakhir. Di sana mereka beristirahat sejanak. Setelah itu kembali lagi ke maktab Mina dalam kondisi yang sangat lelah.
Sementara itu kondisi lalu lintas Makkah kacau balau. Jalan raya sekitar Masjid bin Baz yang menghubungkan Syisyah, tempat terdekat dari Mina, menuju Mahbas Jin dan Masjidil Haram dipadati bus jamaah haji dan mobil warga setempat. Di saat jamaah masjid mengumandangkan takbir memperingati hari raya kurban, masyarakat pengendara mobil ribut membunyikan klakson.
Suara bising itu saling bersahutan. Kondisi itu diperparah dengan suara bising sirine mobil aparat pengatur lalu lintas. Meski terus membunyikan sirine, kepadatan lalu lintas tidak juga terurai.
Sumber kemacetan ada di persimpangan Syisyah menuju Jamarat yang dipenuhi jamaah haji menyeberang dan berjalan kaki. Mereka ada yang menuju Raudhah, Mahbas Jin, dan Masjidil Haram.
Sebagian masyarakat Indonesia yang bermukim di Makkah memanfaatkan suasana padat tersebut untuk berjualan bakso, nasi uduk, dan es campur. Masing-masing berharga 10 riyal. Lokasinya di bawah jembatan Mahbas Jin tak jauh dari Masjid bin Baz. Warga setempat juga berjualan baju, peci, tasbih, batu akik, di berbagai tempat yang dilewati jamaah haji.