Sabtu 25 Aug 2018 19:41 WIB

Menag Soroti Mina

Petugas diharapkannya lebih banyak disebar di sepanjang terowongan Muaishim

Jamaah haji dari berbagai negara meninggalkan Mina setelah melempar jumrah, Kamis (23/8) waktu setempat. Selanjutnya mereka melakukan tawaf wada dan  berangsur-angsur akan kembali ke tanah air masing
Foto: Dar Yasin/AP
Jamaah haji dari berbagai negara meninggalkan Mina setelah melempar jumrah, Kamis (23/8) waktu setempat. Selanjutnya mereka melakukan tawaf wada dan berangsur-angsur akan kembali ke tanah air masing

IHRAM.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah

 

MAKKAH — Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin menyoroti pelayanan jamaah di Mina yang merupakan titik kepadatan terakhir sepanjang pelaksanaan haji. Selama dua sampai tiga hari tinggal di sana, jamaah harus berjalan kaki peri dan pulang dari jamarat menuju tenda maktab.

“Mereka harus menempuh perjalanan jauh, sehingga saya melihat jumlah petugas di sana perlu ditambah pada penyelenggaraan haji tahun depan,” katanya di Syisyah Makkah pada Sabtu (25/8).

Petugas diharapkannya lebih banyak disebar di sepanjang terowongan Muaishim yang memisahkan tenda maktab dan area jamarat. Di sana jamaah kerap jatuh pingsan dan berbaring karena kelelahan.

Pada musim haji tahun ini petugas mobile crisis yang terdiri dari tim perlindungan jamaah, gerak cepat, promotif preventif, dan media center haji (MCH), bersusah payah mengangkut jamaah yang tak sadarkan diri karena kelelahan sepanjang terowongan Muaishim dan area jamarat.

Mereka tidak dilengkapi fasilitas kursi roda dan tandu yang cukup, sehingga jamaah kelelahan dan yang mengalami gangguan kesehatan lainnya harus menunggu lebih lama untuk diangkut ke ke pos kesehatan Mina. Sebagian jamaah yang kelelahan juga diinfus di sekitaran area jamarat.

Menurut Lukman, usulan sejumlah DPR RI agar Petugas Haji Indonesia ditambah pada musim haji tahun 2019 perlu dicermati. "Perlu didalami berapa rasio yang pas antara jumlah petugas dengan jamaah haji," ujarnya.

Kepala Satuan Operasi Arafah Muzdalifah dan Mina (Kasat Ops Armina) Jaetul Muchlis mengatakan, jumlah personel mobile crisis rescue (MCR) yang bertugas di Mina, perlu ditambah, terutama mereka yang berasal dari tim perlindungan jamaah dan kesehatan. Selama di Mina jamaah lebih banyak membutuhkan pelayanan kesehatan. “Kami berharap pada tahun mendatang jamaah kelelahan lebih cepat ditangani, sehingga pelayanan kita lebih baik,” katanya

Tak hanya personel, sarana personel seperti tandu dan kursi roda wajib ditambah. Pihaknya sering mendapatkan personel MCR menggendong dan menggotong jamaah bergantian. Hal tersebut dinilainya lebih banyak menguras tenaga, sehingga personel cepat mengalami kelelahan.

Dengan bantuan kursi roda misalkan, jamaah akan lebih mudah dievakuasi. Mereka juga tak perlu merogoh kocek membayar jasa kursi roda karena sudah difasilitasi. Personel MCR juga lebih maksimal bekerja.

Pemerintah juga perlu membuka komunikasi diplomatik agar di sekitaran jamarat misalkan, petugas bisa membuka posko permanen. Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menampung berbagai fasilitas yang diperlukan jamaah. 

"Dengan demikian, akses makin luas untuk memberikan tindakan kepada jamaah kita" jelas Jaetul.

Jumlah jamaah haji reguler pada tahun ini adalah sebanyak 203.351 orang. Sedangkan yang mengikuti haji khusus mencapai 16.905 orang. Semuanya tergabung dalam 511 kelompok terbang. 159 di antaranya telah meninggal dunia.

Mina adalah kawasan lembah yang diapit dua bukit bebatuan. Di area tersebut dahulu Nabi Ibrahim dan keluarganya digoda setan. Mereka melawan makhluk terkutuk itu dengan melempar batu. Perlawanan itu kemudian menjadi ritual haji yang dilakukan Rasulullah dan umat Islam dunia hingga kini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement