Rabu 29 Aug 2018 06:50 WIB

Blusukan Amirul Hajj di Tanah Suci

Lukman melakukan pengecekan terhadap layanan haji

Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers di Arafah, Ahad (19/8). Ia juga menemui jamaah di lokasi tersebut.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers di Arafah, Ahad (19/8). Ia juga menemui jamaah di lokasi tersebut.

IHRAM.CO.ID,  OLEH ERDY NASRUL dari Makkah

Setelah angin puyuh berembus kencang di Arafah pada Ahad (19/8), jamaah harus menunggu jatah makan yang belum dibagikan hingga lebih dari pukul 21.00 waktu setempat. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin langsung berjalan menyambangi tenda-tenda jamaah Indonesia.

Di tengah jalan, dia melihat lima orang jamaah berkerumun makan nasi adem terbungkus plastik. Lukman mengetahui mereka belum mendapatkan jatah makan dari maktab. “Kenapa terlambat? Ada apa?”

Ketua Satgas Arafah Arsyad Hidayat, yang mendampinginya menjelaskan, ketika angin kencang berembus, kesibukan dapur terhenti. Makanan sudah dimasak, tapi belum sempat dikemas. Setelah tak ada badai, pengemasan dan distribusi kembali berjalan.

Lukman kemudian menyambangi jamaah dan meminta maaf karena pelayanan katering terlambat. “Mohon bersabar. Jangan lupa beristirahat, karena besok kita akan berwukuf,” pesan putra bungsu KH Saifuddin Zuhri, menteri agama era Sukarno, yang disambut senyum jamaah.

Hingga tengah malam, Amirul Hajj masih memeriksa tempat tinggal jamaah yang jauh. Keesokan harinya pun dia masih melakukan hal sama. Pagi hari dia mendatangi tenda jamaah haji khusus. Di sana dia berdialog dengan para jamaah tentang pelayanan yang mereka dapat.

Tak lama di sana, Lukman tidak beristirahat. Dia malah terus berjalan mengunjungi tenda jamaah lainnya dan juga pos-pos pelayanan jamaah. Pada saat jamaah wukuf, Menag tiba-tiba menghilang dari pantauan. Sejumlah orang yang biasa mendampinginya menanyakan keberadaannya.

Diam-diam, pimpinan rombongan haji Indonesia ini memasuki pos kesehatan Arafah, tempat pewukuf uzur berbaring menjalani pengobatan. Di sana dia berduaan dengan seorang jamaah tua yang terbaring lemas dengan cairan infus yang mengalir ke tubuh.

Lukman tampak tersenyum dengan kaca mata yang selalu dikenakannya. Dia menanyakan kondisi jamaah, dan memintanya tetap bersemangat meski harus berjuang melawan penyakit yang diderita.

Jamaah tua itu tak menyangka dapat berdialog dan tak berjarak dengan tokoh yang selama ini hanya dilihatnya di layar kaca dan pemberitaan media massa. Dia tersenyum dan mengiyakan semua permintaan menteri, karena tubuhnya tak bertenaga, Meski dirawat di dalam tenda berpenyejuk udara, pasien itu masih juga merasakan panas.

Di luar tenda ketika itu suhu panas mencapai 45 derajat celsius. Panas sekali. Kaki akan melepuh jika berjalan lama tanpa alas kaki di sana.

Sejak awal ketibaan di Tanah Suci pada Sabtu (11/8), Lukman banyak menghabiskan waktu mengunjungi jamaah haji dan tempat pelayanan mereka, seperti dapur katering, pemondokan, dan transportasi.

Di Makkah dia mengunjungi Dapur al-Madzaq al-Alami (Global Taste) di Jabal Nur. Di sana dia memasuki hampir seluruh sudut dapur, mulai tempat masak, tempat pengemasan, bahkan ruang pendingin dengan suhu minus tujuh. “Wuih, dingin sekali,” katanya sambil menggetarkan badan ketika keluar meninggalkan ruang penyimpan daging dan ayam tadi.

Dia juga menumpangi bus shalat lima waktu (Shalawat) yang menjadi andalan jamaah haji yang mengunjungi Masjid al-Haram. Lukman menumpangi bus nomor tujuh jurusan Syisyah-Syib Amir. Di sana dia mendengar laporan ada bus shalawat yang bocor dari petugas media center haji (MCH). Lubang-lubang pendingin udara meneteskan air kompresor.

Lukman memastikan bus tersebut tak lagi beroperasi. Perusahaan Sapt.co yang menjadi induk Bus Shalawat sudah mengganti bus rusak itu dengan yang lebih baik, sehingga jamaah nyaman berkendara menuju masjid suci.

Saat jamaah kelahan di area Jamarat pada Selasa (21/8), Lukman hadir di sana. Dengan mengenakan peci putih, di sana Menteri memastikan tim mobile crisis memberikan pertolongan. Setelah itu dia tak meminta kendaraan khusus mengantarnya ke tenda misi haji. Lukman berjalan kaki sepanjang Jamarat, seperti jamaah haji pada umumnya.

Di tenda misi haji, Lukman seperti biasa, mengecek pelayanan jamaah. Di sana dia memprihatinkan kondisi jamaah yang berdesakan, karena pihak maktab tak bisa memberikan fasilitas lebih untuk jamaah Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement