IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu mengatakan analisis Mantan Deputi Senior Bank Indonesia Anwar Nasution terkait pelemahan rupiah akibat pemberangkatan jamaah haji dan umrah tidak berdasarkan data yang akurat. "Biaya haji dalam bentuk valuta asing (valas) tidak sampai 500 juta dolar per tahunnya. Jauh di bawah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bisa lebih besar per harinya," jelas dia kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).
Menurut Anggito, biaya haji relatif stabil setiap tahun dan pembelian valuta asing pun dilakukan secara berkala. BPKH selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam melakukan pembelian riyal di pasar. "Pelemahan atau depresiasi rupiah lebih didasarkan faktor eksternal dan defisit transaksi berjalan," ujar dia.
Baca: Pengiriman Haji Penyebab Rupiah Melemah? Ini kata Kemenag
Sebelumnya Anwar Nasution mengatakan setiap tahunnya jamaah umrah dan haji dari Indonesia selalu terbanyak. Namun tidak dimanfaatkan untuk mengokohkan ekonomi Indonesia di Makkah dan Madinah.
"Jamaah haji umrah kita terbanyak, tapi apakah di sana ada restoran Padang misalnya? Enggak ada. Ya paling warung-warung kecil. Ini yang salah, ini yang tidak dimanfaatkan dengan betul," ujar dia.